Salin Artikel

Karhutla di Riau Dekati Perumahan Warga, Jarak ke Titik Api 15 Meter

Kebakaran lahan yang terjadi di perbatasan Kabupaten Kampar dengan Kota Pekanbaru ini, sudah sangat dekat dengan permukiman warga. Salah satu rumah warga, jarak titik api bahkan sampai sekitar 15 meter.

Hingga Minggu (22/9/2019) sore, petugas gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni dan BPBD masih berjibaku memadamkan api.

Termasuk warga cukup banyak ikut bahu membahu memadamkan api.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.

Kebakaran lahan di dekat jalan lintas Riau-Sumatera Barat tersebut, terus mengeluarkan asap sangat pekat, yang menyelimuti permukiman warga sekitar.

Jarak pandang 300 meter

Bahkan, di jalan lintas jarak pandang hanya sekitar 300 meter.

Kepala Manggala Agni Daops Pekanbaru Edwin Putra saat ditemui Kompas.com di lokasi pemadam mengatakan, api yang ada di dalam gambut masih sangat sulit dipadamkan.

"Kita sudah seminggu memadamkan api di Desa Rimbo Panjang ini," kata Edwin.

Menurutnya, dua hari yang lalu api sudah dapat dipadamkan. Namun, cuaca panas hari ini membuat api kembali muncul disertai asap.

Untuk mengantisipasi api meluas ke rumah warga, petugas telah membuat sekat dengan alat berat,eskavator.

"Dua hari yang lalu sudah dibuat sekat sekelilling, agar tidak merembet ke rumah warga," sebutnya.

Kendala pemadaman

Edwin mengaku, salah satu kendala saat ini adalah sulitnya mendapatkan sumber air di lokasi.

Meski telah dilakukan pembuatan embung dengan kedalaman empat meter, namun air tak ditemukan.

Sehingga, petuga terpaksa mengangkut air dengan mobil tanki milik BPBD Riau dan Damkar Pekanbaru.

Edwin mengatakan, saat ini api di permukaan gambut sebagian besar. Akan tetapi, api yang ada di dalam gambut terus mengeluarkan asap pekat di lokasi.

Kabut asap juga menjadi salah satu kendala petugas memadamkan titik api.

"Kalau kebakaran gambut memang seperti ini. Asapnya banyak sekali.  Tapi kami tetap berupaya memadamkan api bersama tim gabungan dari Manggala Agni Daops Pekanbaru, TNI, Polri, Satpol PP dan juga petugas damkar. Termasuk warga ikut membantu," kata Edwin.

Sementara itu, dia menambahkan, bagi masyarakat yang memiliki rumah di sekitar lokasi karhutla untuk dapat mengungsi ke tempat yang aman. Sebab, asap masih sangat pekat di permukiman warga.

Namun, Pemerintah Provinsi Riau menyebut bahwa kabut asap ini bukan hanya dari karhutla di Riau sendiri. Tetapi, juga asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumsel.

Dampak kabut asap juga sudah banyak dirasakan warga, terlebih kualitas udara kini di level berbahaya.

Warga mengeluhkan sesak napas, batuk filek, demam, pusing, iritasi mata dan muntah-muntah.

Pemerintah setempa juga telah mengimbau masyarakat untuk dapat mengurangi aktivitas di luar rumah, untuk mencegah paparan asap.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/22/20450871/karhutla-di-riau-dekati-perumahan-warga-jarak-ke-titik-api-15-meter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke