Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Rahmayadi: Saya Pernah Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan, Hanya 10 Menit Saja, Tidak Tahan

Kompas.com - 20/09/2019, 20:24 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Dampak Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dirasakan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Nias, Dairi, Deliserdang, dan Kota Medan.

Menghindari dampak buruk asap, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta seluruh komponen pemerintah dan masyarakat peduli, dengan membuka posko kesehatan dan membagi masker kepada warga yang terdampak.

Hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir, kata Edy, menjadi penyelamat sehingga kabut asap tidak begitu parah.

Edy bersyukur Sumut sedang musim hujan. Jika tidak maka bisa jadi menjadi salah satu penyumbang asap.

"Memang dampak  yang kita rasakan kecil karena kita diselamatkan hujan. Saya pernah meninjau langsung lokasi kebakaran hutan, hanya 10 menit saja, tidak tahan. Bayangkan betapa menderitanya warga yang merasakan berhari-hari," kata Edy dalam rapat koordinasi karhutla, di aula kantor gubernur, Jumat (20/9/2019).

Baca juga: Cerita Ibu Hamil 8 Bulan Terpapar Kabut Asap di Riau, Khawatirkan Bayi di Kandungan

Rapat dihadiri Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah, Wakapolda Sumut Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto, unsur Forkopimda, bupati dan wali kota se-Sumut, BPBD Sumut dan kabupaten/kota, serta kalangan pengusaha.

Untuk menanggulangi karhutla, Edy mengingatkan pentingnya kerjasama antara TNI, Polri dan pemerintah memantau titik api.

Juga mempedomani Instruksi Presiden Nomor 11 tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian karhutla.

“Saya harap rapat ini bisa mencegah meluasnya kebakaran hutan," kata Dansatgas Karhutla itu.

Kepada polisi, Edy berpesan agar segera mencari dan mendapatkan pelaku. Kemudian memberikan tindakan tegas, bahkan pencabutan izin bila terbukti perusahaannya telah menyebabkan karhutla.

Para pengusaha yang hadir pun diingatkan agar turut andil menjaga hutan.

"Saya tidak mau berburuk sangka. Kepada pengusaha tolong bantu dan ikut jagalah hutan kita. Saya tak mau menuduh, yang saya inginkan bapak-bapak berpartisipasi untuk mencegah karena kebanyakan kebakaran hutan terjadi di dekat usaha bapak," ujar Edy.

Bupati dan wali kota diminta mengaktifkan satgas karhutla dan melibatkan masyarakat secara intensif.

Kepala daerah harus siaga menanggulangi karhutla di wilayahnya. Dalam keadaan mendesak atau darurat, kepala daerah dapat menggunakan belanja tidak terduga untuk memenuhi kebutuhan daerah atau masyarakat.

Serta mendukung penegakan hukum terhadap pelaku karhutla.

Baca juga: Hibur Pengungsi Kabut Asap Pekanbaru, Komunitas Ini Sediakan Buku Bacaan

Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah menyampaikan, terjadinya karhutla 95 persen karena ulah manusia.

Ada yang tingkatnya kecil hingga tingkat korporasi. Motivasinya pun beragam, ada karena tuntutan ekonomi, ada juga karena urusan politik.

"Berpikirlah untuk melakukan yang terbaik, kita cinta Sumut, kita hidup di sini, mari jaga hutan kita. Selamatkan bumi dan anak-anak kita karena yang menjadi korban adalah generasi penerus bangsa," ujar Fadhilah.

Waka Polda Sumut Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, untuk wilayah Sumut ada tiga daerah yang rawan karhutla dan perlu diwaspadai, yakni Kabupaten Mandailing Natal, Labuhanbatu Selatan, dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). 

"Saat musim kemarau, tiga lokasi tersebut rawan terjadi karhutla. Namun TNGL yang berada di dekat Bahorok bisa diatasi karena sering terjadi hujan," katanya.

Antipasi ISPA

Warga Kota Medan diharapkan menjaga kesehatan dengan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Hal ini guna meminimalisir menghirup udara yang kini sedang tidak sehat.

"Kota Medan juga sudah mulai tercemar kabut asap dari dampak karhutla. Saya harap warga Medan dapat melindungi dan menjaga kesehatannya, kurangi aktivitas yang tidak terlalu penting. Jika terpaksa ke luar rumah, gunakan masker untuk mencegah asap tidak terhirup langsung," kata Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution usai menghadiri Rakor Karhutla di kantor gubernur Sumut.

Akhyar mengingatkan bagi warga yang terkena dampak asap agar segera berobat ke puskesmas dan rumah sakit.

Menurut Akhyar, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) akan meningkat seiring intensitas asap.

Dirinya berharap karhutla segera teratasi dan penegak hukum menemukan para pelaku supaya mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kita berharap tidak ada lagi karhutla karena sangat mengganggu dan berdampak besar bagi masyarakat, bukan hanya di Kota Medan, namun hingga ke negara luar. Semoga para pelaku ditangkap karena demi keuntungan pribadi mereka, masyarakat bahkan hewan pun jadi korban," ujar dia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com