Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Berhenti Kuliah Jadi Peternak Babi | Bayi 14 Bulan yang Diberi Kopi Akhirnya Minum Susu

Kompas.com - 20/09/2019, 06:50 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com — Leonard Renold Tanto (26), seorang pemuda asal Desa Nampung Lau, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, memutuskan untuk berhenti kuliah dan memilih jadi peternak babi.

Bahkan saat itu, Renold yang menempuh pendidikan di Widya Mandala Surabaya dengan Jurusan Ilmu Komunikasi sedang menyelesaikan skripsi.

Ia pun mengaku tidak sedikit pun menyesal berhenti meski sudah menghabiskan waktu selama empat tahun.

Dengan bisnis yang ia jalani sekarang, Renold dapat keuntungan pertahun sebesar Rp 500 juta.

Berita cerita Renold berhenti kuliah saat skripsi memilih jadi peternak babi dengan omzet miliaran rupiah masih mendapat perhatian banyak pembaca di Kompas.com

Sementara itu, berita bayi 14 bulan yang diberi 5 gelas kopi setiap hari akhirnya minum susu juga jadi perhatian pembaca.

Khadijah (14 bulan) anak pasangan dari Saffrudin dan Anita yang sempat diberi lima gelas kopi perhari karena akhirnya diberikan susu.

Khaijah diberikan kopi oleh orangtuanya karena tak mampu untuk membeli susu.

Kini, khadijah sudah mulai beradaptasi mengomsumsi susu dan biskuit

Berikut ini 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Cerita Renold berhenti kuliah saat skripsi

Leonard Renold Tanto (26) saat memantau kondisi babi-babi di kandang tepatnya di Desa Nampung Lau, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (18/9/2019).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Leonard Renold Tanto (26) saat memantau kondisi babi-babi di kandang tepatnya di Desa Nampung Lau, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (18/9/2019).

Renold mengatakan, setelah memutuskan untuk berhenti kuliah, ia memilih untuk beternak babi.

Ia punya alasan yang jelas kenapa harus memilih ternak babi, karena menurutnya, prospek ternak babi di Maumere cukup bagus dan menjanjikan.

"Acara apa saja di Maumere pasti butuh babi. Saya putuskan untuk ternak babi daripada tidak ada kerja," katanya.

Diceritakan Renold, awal usaha ternak babi itu, ia meminjam uang di Bank Nasional Indonesia (BNI) cabang Maumere untuk membeli babi.

Awalnya membeli 28 babi betina dan 2 jantan. Dari puluhan induk itulah pelan-pelan dihasilkan ratusan babi seperti sekarang ini.

"Per tahun itu hasil dari ternak babi ini ya, ratusan juta. Satu ekor babi kan dijual Rp 1 juta. Pada 2017 pernah hasil Rp 1 miliar. Sebelum dan sesudah, hasilnya Rp 700 juta dan Rp 800 juta. Tetapi, itu bukan hitung bersih. Kami kan beli pakan, vaksin, obat, dan gaji karyawan. Kalau bersih, ya sekitar Rp 500 juta," jelasnya.

Baca juga: Cerita Renold Berhenti Kuliah Saat Skripsi: Jadi Peternak Babi dengan Omzet Miliaran Rupiah

2. Bayi 14 bulan yang minum kopi, akhirnya minum susu

Setelah Viral dan Dikritik Publik, Bocah Pecandu Kopi di Polewali Akhirnya Beradaptasi Minum Susu dan Makan BiskuitKOMPAS.COM/JUNAEDI Setelah Viral dan Dikritik Publik, Bocah Pecandu Kopi di Polewali Akhirnya Beradaptasi Minum Susu dan Makan Biskuit

Anita mengatakan, Khadijah masih enggan meminum susu dan merengek minta kopi.

Namun, ia berusaha membujuk dan tetap memberikan susu dan makanan pendamping untuk Khadijah, hal itu dilakukan agar Khadijah terbiasa.

“Saya berusaha menyuguhi susu dan makanan pendamping seperti biskuit biar dia bisa melupakan kebiasaan minum kopi,” jelas Anita, Kamis (19/9/2019).

Anita mengaku telah mendapat banyak saran dari berbagai pihak agar kebiasan buruk anaknya yang tengah ketagihan kopi bisa segera dihentikan.

Karena bisa berdampak buruk pada kesehatan dan pertumbuhan Khadijah. Jika nantinya susu habis, Anita akan memberikan anaknya air putih.

Baca juga: Bayi 14 Bulan yang Diberi 5 Gelas Kopi Setiap Hari Akhirnya Minum Susu

3. Sebelum meninggal Lyli sempat kirim pesan dan foto

Dua anak dari korban Lily Wahidin yang duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) berpose dengan memegang foto kedua orang tuanya di kediamannya di Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (17/09/2019)KOMPAS.com/YAMIN ABDUL HASAN Dua anak dari korban Lily Wahidin yang duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) berpose dengan memegang foto kedua orang tuanya di kediamannya di Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (17/09/2019)

Lily Wahidin (28), TKW asal Kota Ternate, Maluku Utara, yang dipekerjakan di Malaysia ternyata sempat mengirimkan sejumlah foto dokumen via WhatsApp ke pihak keluarga yang ada di Kota Ternate sebelum meninggal dunia.

Salah satu dokumen yang dikirim Lily kepada keluarganya yakni kontrak kerja antara Lily selaku pekerja dengan pengguna atau majikan yakni Lim Joo Lee.

Di bawah tanda tangan Lily Wahidin di kontrak kerja itu tertera tanggal 1/7/2019, sementara di bawah tanda tangan pengguna tertanggal 24/7/2019.

Di tanda tangan Lily Wahidin juga menurut suaminya Mahrus Adam bahwa itu bukan tanda tangan dari istrinya.

“Dokumen itu dia (Lily) kirim ketika masih di Jakarta atau satu dua hari menjelang keberangkatannya ke Malaysia,” kata Mahrus, suami Lily saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (19/09/2019).

“Setelah dia kirim foto-foto dokumen itu, dia berpesan bahwa tolong disimpan ini semuanya, mungkin suatu saat akan berguna,” sambungnya.

Atas kiriman foto-foto serta pesan istrinya itu, Mahrus bersama keluarga lain sempat menaruh curiga, jika ada yang tidak beres dengan Lily di sana.

Baca juga: Ini Pesan dan Foto yang Dikirim TKW Lily ke Keluarga Sebelum Meninggal

4. Cerita di balik negeri di atas awan

Pemandangan Negeri Di Atas Awan di Gunung Luhur, Citorek, Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, BantenDOK. Humas Pemerintah Provinsi Banten Pemandangan Negeri Di Atas Awan di Gunung Luhur, Citorek, Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Banten

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mempunyai destinasi wisata yang kini ramai dikunjungi ribuan orang, yakni negeri di atas awan Gunung Luhur yang terletak di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber.

Desa tersebut masuk di dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Pesona yang ditawarkan destinasi tersebut yakni panorama hamparan awan yang dapat dilihat dari atas gunung.

Salah satu pengelola Gunung Luhur, Sukmadi mengatakan, negeri di atas awan pertama kali ditemukan oleh pekerja yang tengah memperbaiki jalan provinsi yang menghubungkan Lebak utara dan selatan pada Bulan September 2018.

Setelah sempat viral di media sosial, satu persatu pengunjung pun mulai datang, dan mereka menjuluki Gunung Luhur sebagai negeri di atas awan.

"Sekitar bulan September 2018, diikuti oleh warga sini yang juga penasaran, kemudian difoto lalu diunggah ke medsos, akhirnya viral," kata Sukmadi kepada Kompas.com, Minggu (15/9/2019).

Baca juga: Cerita di Balik Negeri di Atas Awan, Ditemukan Pekerja hingga Akan Dibangun Masjid

5. Petugas BPBD ditegur beruang saat cari air

Petugas BPBD Riau memadamkan api karhutla di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/9/2019).KOMPAS.COM/IDON Petugas BPBD Riau memadamkan api karhutla di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/9/2019).

Kasi Distribusi dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Suarfianto,
menceritakan saat mereka menjumpai seekor beruang hendak memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Bedagu, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.

"Kejadiannya itu seminggu yang lalu. Kami menjumpai seekor beruang besar," ungkap Suarfianto.

Ia mengatakan, di lokasi kebakaran cukup sulit mendapatkan sumber air. Pemadaman pun menjadi terkendala.

Petugas mencoba mencari sumber air dengan masuk ke hutan. Namun, sumber air tak kunjung ditemukan.

"Kami masuk ke hutan merintis jalan," ujar Suarfianto.

Tak lama setelah itu, dia dan teman-temannya mendengar suara berisik di semak-semak. Ternyata, seekor beruang sedang berada di atas kayu, yang berjarak sekitar 100 meter dari petugas.

Baca juga: Cerita Petugas BPBD Ditegur Beruang Saat Cari Air untuk Padamkan Karhutla di Riau

Sumber: KOMPAS.com (Candra Setia Budi, Nansianus Taris, Junaedi, Fatimah Yamin, Idon Tanjung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com