Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Suami, Seorang Ibu Bolak-balik Tempuh 100 Km Didik Anaknya yang Autis

Kompas.com - 17/09/2019, 07:42 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Harapannya selagi saya hidup, Andri sudah bisa hidup mandiri. Pertolongan dari saudaranya tak akan sama dengan saya sebagai ibu," ucapnya. 

Baca juga: Pimpinan DPR Minta Gunadarma Usut Tuntas Kasus Bully Mahasiswa Autis

Kelas transisi

Perkembangan motorik Andri yang terus membaik, membuat dirinya kini berada di kelas transisi PLA.

Materi pembelajaran yang diterimanya pun kian beragam. Mulai dari pengenalan jender, simulasi responsif hingga olahraga memanah.

"Kelas ini harus rutin diikuti. Andri pernah vakum dan mulai aktif April 2019. Sehingga dia sempat lupa perbedaan jender," ujar tenaga pengajar, Mutia Mutmainah.

Kevakuman Andri dan ibunya selama beberapa bulan tak bisa dilepaskan dari faktor ekonomi.

Ketika itu dalam waktu bersamaan, si sulung diterima kuliah di perguruan tinggi negeri.

Andri mau tak mau harus mengalah. Urusan belanja sementara waktu difokuskan untuk pendidikan sang kakak.

Baca juga: Jangan Abaikan Anak Autis, Lakukan Diagnosa Dini dan Gali Potensinya

Koordinator Kelas Transisi, Ratna Dewi mengatakan, Andri merupakan satu dari sebelas anak yang sedang mengikuti program.

"Peserta dari usia 5 tahun sampai 14 tahun. Andri yang paling tinggi umurnya," ucapnya. 

Informasi yang dirangkum Kompas.com, anak dengan autisme cenderung kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berbicara, memahami pembicaraan, hingga membaca dan menulis.

Selain itu beberapa masalah komunikasi lainnya, antara lain kesulitan memulai percakapan, memahami perkataan dan mengikuti petunjuk.

Anak dengan autisme umumnya juga bermasalah dalam memahami penggunaan bahasa tubuh seperti menunjuk, melambai, atau memperlihatkan suatu objek kepada orang lain.

Ciri-ciri lain anak autis, seperti mengulang-ulang satu kata yang baru didengar atau didengar beberapa waktu lalu, mengatakan sesuatu seakan dalam nada lagu, atau melakukan tantrum untuk mengungkapkan keinginan.

Baca juga: Minimnya Sosialisasi Autis di Banda Aceh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com