Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Ada 221 Titik "Hotspot" di Kaltim, Terbanyak di Kabupaten Berau

Kompas.com - 17/09/2019, 07:40 WIB
Zakarias Demon Daton,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Titik panas atau hotspot di Kalimantan Timur berdasarkan hasil pantauan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Samarinda hingga Senin (16/9/2019) berjumlah 221 lokasi.

Titik panas yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan itu tersebar di Paser (50 titik), Bontang (5), Kukar (53), Berau (58), Mahakam Ulu (8), Kubar (12), Kutai Timur (26), dan Samarinda (8).

BMKG memantau titik panas tersebut menggunakan citra dari empat satelit yakni Aqua, Terra, SNPP, dan NOAA 20. Titik panas itu dengan kategori warna merah berpotensi terbakar berkisar 81-100 persen.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Penyumbang Kabut Asap Terbanyak | Ancaman Bagi Perokok di Bone Bolango

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Samarinda, Sutrisno mengatakan, pantauan hotspot bergerak fluktuatif seiring cuaca panas.

Begitu pula dengan kabut asap yang mengepung Samarinda tiga hari belakangan.

Di Bandara APT Pranoto Samarinda, misalnya, di waktu tertentu jarak pandang hanya 200 meter seperti pada Senin pagi.

Tapi saat jelang siang, jarak pandang mulai membaik meski sejumlah penerbangan telah dibatalkan ataupun dialihkan.

“Soal kepungan kabut asap juga fluktuatif, naik turun tergantung arah angin," ungkap dia.

Dijelaskannya, secara umum penyebab kabut asap di wilayah Kaltim adalah sebagian dari karhutla yang terjadi di beberapa daerah. Misalnya di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Penajam, Berau dan beberapa daerah lain.

Tapi sebagian lain merupakan asap kiriman dari Kalteng ataupun Kalbar. Sebab, arah angin berembus dari tenggara sampai barat daya sehingga mengarah ke Kaltim.

"Kalau angin lagi kencang otomatis berkurang asap. Tapi kalau angin lambat meningkat lagi asapnya” jelasnya.

Baca juga: Calon Ibu Kota Negara Tepapar Kabut Asap, Ini Tanggapan Gubernur Kaltim

Namun hingga kini pihaknya belum memastikan kualitas asap karena alat uji tengah rusak sejak Juli 2019 lalu. Tapi, kata Sutrisno, jika dilihat secara visual, asap di Kaltim masih kategori sedang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com