Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Ridwan Kamil Kritik Desain Ibu Kota Baru, Boros Lahan hingga Jangan Ulangi Kesalahan

Kompas.com - 27/08/2019, 13:47 WIB
Candra Setia Budi

Editor

"Jangan mengulangi kesalahan segalanya harus lahan yang luas," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Didorong Bangun Sistem Transportasi Ramah Lingkungan di Ibu Kota Baru

3. Belajar dari kesalahan negara lain

Emil tak mempersoalkan dengan konsep city forest. Namun, dalam konsep tata kota penduduk perkotaan mesti mendapat fasilitas layanan yang serba dekat.

"Yang jadi masalah itu luasnya, manusia di kota butuh jarak dekat bukan jauh. Jarak jauh konsekuensinya mahal infrastruktur. Berarti trotoar harus lebih panjang, jalan banyak, maka belajar dari kesalahan negara lain, tirulah yang baik, dari kajian saya itu," jelasnya.

Baca juga: Gubernur Kalteng soal Ibu Kota Baru: Wajib Percaya dengan Takdir

4. Miliki beberapa keungulan

Ilustrasi peta Kalimantan Timur, Kalimantan Timur, ibu kota baru Kalimantan TimurShutterstock Ilustrasi peta Kalimantan Timur, Kalimantan Timur, ibu kota baru Kalimantan Timur

Berdasarkan dokumen rencana pemindahan ibu kota Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), dipilihnya Kaltim menjadi ibu kota baru karena memiliki beberapa keunggulan.

Keunggulan itu antara lain memiliki dua bandara besar, yakni Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan kemudian Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Kota Samarinda.

Selanjutnya, terdapat jalan tol Balikpapan-Samarinda, memiliki Pelabuhan Semayang, infrastruktur jaringan energi dan air bersih, struktur demografi heterogen atau sebagian besar penduduknya merupakan pendatang yang tentu lebih terbuka berinteraksi dan menerima perubahan, kemudian masuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Baca juga: Ini Keunggulan Kaltim hingga Layak Jadi Ibu Kota Negara Dibanding Daerah Lain

Sumber: KOMPAS.com (Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com