Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Kalteng soal Ibu Kota Baru: Wajib Percaya dengan Takdir

Kompas.com - 27/08/2019, 10:18 WIB
Kurnia Tarigan,
Khairina

Tim Redaksi


PALANGKARAYA, KOMPAS.com – Dari tiga kandidat calon ibu kota baru, ternyata Kalimantan Timur lebih dipilih menjadi ibu kota baru, dibandingkan Kalimantan Tengah yang sudah memiliki sejarah untuk menjadi ibu kota.

Presiden Jokowi sebelumnya telah menyampaikan rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan saat sidang bersama anggota DPD-DPR, Senin (16/8/2019).

Kini, secara resmi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah mengumumkan lokasi Ibu Kota baru, yaitu di sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Baca juga: Gubernur: Kalimantan Tengah Punya Sejarah untuk Jadi Ibu Kota Negara

Walau sedikit ada rasa kecewa, namun Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, tetap bersyukur atas apa yang telah diputuskan oleh pemerintah pusat, terkait penetapan lokasi ibu kota.

“Alhamdulilah. Wajib percaya dengan takdir,” kata Sugianto melalui pesan singkat WhatsApp kepada Kompas.com, sesaat setelah selesai pengumuman penetapan lokasi ibu kota yang baru, Senin (26/8/2019).

Sejak awal, selain memang memiliki sejarah untuk menjadi ibu kota, Kalimantan Tengah juga sudah sangat siap apabila dijadikan sebagai lokasi ibu kota baru, baik secara letak geografi, luas lahan maupun faktor pendukung lainnya.

Baca juga: Ibu Kota Baru di Kaltim, Instansi Apa Saja yang Akan Pindah?

Dia mengatakan, pada 1957, Presiden Pertama RI Soekarno, telah merencanakan untuk mengembangkan Palangkaraya sebagai ibu kota masa depan Indonesia saat pemancangan Tugu Soekarno pada 17 Juli 1957 di Kota Palangkaraya.

“Kita harus semangat tetap membangun Kalteng, mengejar ketertinggalan dari provinsi lain,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com