Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbakar Cukup Parah, Berikut 5 Hal tentang Taman Nasional Tesso Nilo

Kompas.com - 15/08/2019, 05:43 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com –  Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Provinsi Riau cukup parah.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, kebakaran di Taman Nasional Tesso Nilo sudah masuk hingga tengah hutan.

Hal itu diketahui dari hasil peninjauan lapangan yang dilakukannya pada Selasa (13/8/2019).

Menurut Siti Nurbaya, kondisi titik api di kawasan TNTN tidak terlalu besar, namun merata dan mengeluarkan asap cukup banyak. Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Bagi yang belum mengetahui Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kompas.com mencoba merangkum kondisi salah satu taman yang berada di Kabupaten Pelalawan, Riau.

1. Habitat Satwa Endemik Gajah Sumatera

Kawasan TNTN salah satunya berfungsi sebagai habitat asli satwa endemik gajah sumatera (elephas maximus sumatranus). Selain hewan tersebut juga ada habitat harimau sumatera, tapir, beruang dan sebagainya.

Dilaporkan Kompas.com pada Rabu (14/8/2019), Kepala Balai TNTN Halasan Tulus menyebut bahwa gajah sumatera liar yang ada di TNTN dalam kondisi aman.

Baca juga: Kabut Asap dan Kebakaran Hutan di Tesso Nilo, Bagaimana Nasib Satwa?

Sedangkan 8 gajah sumatera jinak di kamp Flying Squad dipindahkan ke tempat yang lebih aman, karena kabut asap cukup pekat di lokasi. Ke delapan gajah tersebut biasanya digunakan untuk mengusir gajah liar yang biasanya memasuki pemukiman warga.

Berdasarkan laporan Kompas.com pada 30/9/2011 di TNTN ini terdapat 200 habitat gajah dan 11 harimau.

2. Pengolahan TNTN Memiliki 3 Zonasi

Dilaporkan Kompas.com pada Rabu (14/8/2019) Kepala Balai TNTN Halasan Tulus mengatakan bahwa pengolahan TNTN memiliki 3 zonasi. Ketiga zonasi tersebut adalah: zona inti, zona rehalibitasi, zona trasional dan ada juga zona reliji.

Ia menyebut, kebakaran kali ini terjadi pada zona rehabilitasi.

"Yang terbakar itu di zona rehalibitasi. Ya, memang sudah terbuka. Ada kebun sawit masyarakat di sana. Zona ini bekas HPH (hak penguasaan hutan) yang merupakan penambahan dari luasan TNTN. Jadi bukan hutan alamnya yang terbakar," sebut Halasan.

3. Memiliki Potensi Ekowisata

TNTN sudah cukup lama dicanangkan untuk menjadi kawasan ekowisata. Pada 2013, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Provinsi Riau disebut memiliki potensi ekowisata yang cukup tinggi dengan jumlah kunjungan wisatawan rata-rata mencapai 900 orang tiap tahun.

Baca juga: Kebakaran di Jakarta Melonjak Empat Bulan Terakhir

Salah satu potensi TNTN salah satunya adalah adanya Bukit Apolo. Bukit Apolo terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu.

Selain itu, lokasi TNTN ini memiliki flora dan fauna yang beragam, sehingga sangat berpotensi untuk menjadi kawasan ekowisata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com