Dia ingin ikut memperingati Upacara 17 Agustus mendatang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.
Mahmudin menyadari aksinya ini menguras tenaga. Dia kelelahan dan berulang kali berhenti untuk istirahat, di warung kaki lima, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar, dan juga di tempat ibadah. Namun, ingatannya kepada para pejuang terdahulu memberinya kekuatan. Demi menemui dan upacara bersama Presiden Joko Widodo
Pengorbanan jalan kaki untuk upacara 17 Agustus di Istana Merdeka, kata Mahmudin, tidaklah seberapa bila dibanding perjuangan para pejuang terdahulu.
Melalui jalan kaki ini, dia meresapi sekaligus mendoakan para leluhur yang telah gugur di medan perang demi tanah air.
“Lumayan capek, daripada pejuang-pejuang dari leluhur-leluhur kita yang dulu, kaya apa perjuangannya. Saya hanya berjalan kaki ingin melanjutkan ke Istana Merdeka untuk bertemu dengan Bapak Presiden Joko Widodo untuk bisa mengikuti upacara di istana merdeka,” harap Mahmudin.
Mahmudin mengaku dirinya hanyalah buruh serabutan. Lima tahun lalu, dia ditunjuk sebagai salah satu pekerja di tempat wisata Curug Cikarim.
Melalui penghasilan sebagai pekerja itu, dia menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga, dan menafkahi istri dan tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah tingkat SMA, SMP dan SD.
Baca juga: PAN DIY: Amien Rais Tak Pernah Nazar Jalan Kaki dari Yogya ke Jakarta
Mahmudin sangat berharap agar presiden Joko Widodo mengizinkan dirinya turut serta pada saat upacara 17 Agustus mendatang.
Dia juga ingin menyampaikan pesan dan harapannya sebagai rakyat agar Jokowi semakin kuat untuk terus menjaga kerukunan, kedamaian, memajukan, serta mensejahterakan rakyat Indonesia.