Selama ini, menurut Jarkiyo, banyak anak-anak muda yang suka musik campursari tapi masih malu-malu mengekspresikannya karena selama ini musik di Indoenesia masih sangat Jakarta sentris.
"Kita ini Jakarta sentris. Padahal banyak musisi daerah seperti Didi Kempot, musisi luar biasa. Kenapa tidak didukung. Walaupun beliau sudah terkenal tapi tidak ada salahnya kita angkat lagi terutama di kalangan anak muda," jelasnya.
Baca juga: Layang Kangen Milik Didi Kempot Memang Memesona
Tundjung W Sutirto, budayawan Solo mengatakan bahwa fenomena kembalinya Didi Kempot muncul karena masyarakat khususnya anak muda sedang dilanda kebosanan baik di bidang musik atau pun di situasi yang saat ini terjadi di indonesia.
"Ini hal yang biasa. Domain budaya pop. Ciri-cirinya cepat datang, cepat dinikmati, dan cepat hilang. Ini yang terjadi pada fenomena kembalinya Didi Kempot," jelas Tundjung saat dihubungi Kompas.com. Kamis (21/7/2019).
Ia mengatakan hal tersebut tidak lepas dari kekuatan media sosial yang banyak digunakan oleh anak-anak muda. Apalagi Didi Kempot mulai aktif di media sosial Twitter dan Instagram untuk berinteraksi langsung dengan penggemarnya.
"Mas Didi baru buat Twiter beberapa bulan ini. Nah media sosial ini memiliki kekuatan branding," kata staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Sebelas Maret tersebut.
Baca juga: Dijuluki Godfather of Broken Heart, Didi Kempot: Pintar-pintarnya Anak Muda
Selain itu dia mengatakan, walaupun penyanyi campursari, instrumen dan genre musik yang dibawakan oleh Didi Kempot sangat mudah digubah ke genre musik lain seperti reggae, dangdut, pop, bahkan keroncong.
Hal tersebut juga didukung dengan lirik-lirik lagu yang dibawakan Didi Kempot konsisten dengan tema kesedihan, rindu, patah hati, risau, dan rasa kecewa.
"Setiap orang pasti pernah mengalami perasaan yang di ceritakan di lagu Didi Kempot. Konsisten. Seperti cidro, banyu langit, kalung emas, suket teki, stasiun balapan, layang kangen, dan banyak lagu lainnya," katanya.
Tundjung mengatakan bisa jadi lagu-lagu yang bertemakan kesedihan yang dibawakan Didi Kempot mewakili perasaan anak-anak muda saat ini.
"Tapi kembali lagi ke awal bahwa musik yang dibawakan Didi Kempot bisa digubah ke genre musik lain," katanya.
Baca juga: Reaksi Didi Kempot Disandingkan dengan Bruno Mars
Apalagi, lagu-lagu lama dirasa lebih mampu memberikan sensasi luapan perasaan seseorang.
Jika berbicara lagu Didi Kempot yang sarat patah hati dan kesendirian, Syifa menduga lagu-lagu pedih ini mampu menjadi perwakilan perasaan insan muda.
"Kalau dalam ilmu psikologi, seni memang bisa digunakan untuk mengekspresikan emosi. Istilahnya katarsis emosi," imbuh Syifa.