Meski banyak para milenial mulai menggemari Didi Kempot dan lagu-lagunya, Syifa menilai mereka bukan penggemar musiman yang hanya bertahan dalam waktu singkat dan ikut-ikutan trend.
Baca juga: Godfather of Patah Hati Didi Kempot Tampil di Harlah PKB, Diserbu Sad Boys dan Sad Girls
"Bisa jadi memang karena viral, kemudian anak-anak muda menemukan sensasi unik dari karya-karya Didi Kempot. Bisa dikatakan, ini rasa lama yang fresh kembali di antara lagu-lagu patah hati yang itu-itu saja," ujar Syifa.
Sementara itu Didi Kempot mengatakan bahwa salah satu penghargaan terbesar yang dia terima adalah saat lagu-lagunya diterima, dikenal, dan dihapal oleh anak-anak muda. Termasuk antusias penonton saat melihat konsernya.
Saat ini salah satu harapan yang belum tercapai oleh Didi Kempot adalah lagu ciptaannya bisa diterima secara nasional seperti lagu Gebyar-gebyar milik almarhum Gombloh.
“Tapi semua ini saya dedikasikan kepada seniman-seniman pendahulu saya,” katanya. Terkait julukan Bapak Patah Hati Nasional, Didi Kempot menanggapinya dengan santai.
“Tidak apa-apa. Tidak ada masalah. Saya suka dan maturnuwun,” jelasnya.
Sumber : KOMPAS.com (Tri Susanto Setiawan, Gloria Setyvani Putri, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.