Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Madiun di Forum PBB, dari Soroti Kelaparan hingga Cita-cita bagi Indonesia

Kompas.com - 28/07/2019, 08:08 WIB
Muhlis Al Alawi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com — Sepekan terakhir, dunia pertanian di Indonesia dihebohkan dengan tampilnya Zainal Arifin Fuat, seorang petani asal Madiun, Jawa Timur, di forum internasional yang digelar Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau FAO PBB di New York, Amerika Serikat.

Tidak sekedar tampil atau menghadiri undangan, Zainal juga didapuk berceramah di Forum Pertanian Terbesar di Dunia di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Forum tersebut diketahui digelar Food and Agricultural Organization, International Fund For Agricultural Development, pemerintah Kosta Rika dan Prancis, bertemakan Launch of the United Nation Decade of Family Farming (2019-2028), Synergies anda Main Contributions to the 2030).

Forum ini merupakan lanjutan dari forum peluncuran pertama yang diselenggarakan 27-29 Mei 2019, di Kantor Pusat FAO di Roma, Italia.

Di depan forum PBB, Zainal mengingatkan semakin banyaknya jumlah orang kelaparan di dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Kepada Kompas.com, Jumat ( 24/7/2019) sore, Zainal menceritakan awal mula ia didapuk menjadi pembicara forum pertanian internasional di markas PBB, New York, Amerika Serikat tersebut.

Latar belakang Zainal yang fokus di gerakan petani internasional adalah salah satu alasan ia diundang sekaligus menjadi pembicara di forum internasional tersebut.

Zainal juga aktif di serikat petani Indonesia dengan jabatan sebagai Ketua Departemen Luar Negeri Serikat Petani Indonesia (SPI).

"Saya kan menjadi pengurus serikat petani Indonesia di tingkat nasional. SPI memimliki akses 20 provinsi. Kami memiliki akses internasional La Via Campesina (gerakan petani internasional). Fokusnya, bagaimana bisa mempengaruhi kebijakan pertanian internasional, apakah FAO yang di Roma atau FAO di New York," ujar Zainal,

Baca juga: Wujudkan Ketahanan Pangan Asia Tenggara, Kementan Dukung FAO

Di forum itu, Zainal bertindak sebagai SC La Via Campesina dan didapuk menjadi pembicara tentang pertanian keluarga yang menyuplai kebutuhan pangan dunia.

"Kami sampaikan secara program PBB keluarga Global Plant Action Family Farming. PBB mendorong seluruh negara untuk membuat kebijakan pertanian yang mendukung pertanian keluarga. Kemudian dukungan pemuda dan perempuan, perkuat organisasi tani dan kemampuannya dalam meningkatkan kesejahteraan anggota hingga persoalan benih," kata Zainal.

Menurut Zainal, pertanian keluarga menjadi hal yang harus didorong di seluruh negara menyusul jumlah warga yang kelaparan makin meningkat.

"Saya mengkritisi dan memberikan masukan kenapa jumlah masyarakat yang kelaparan dan kepastian belum makan meningkat. Kondisi itu terjadi karena ada problem persimpangan global," ujar Zainal.

Zainal pun memberikan saran bagaimana capaian program pertanian keluarga kecil bisa disinergiskan dengan deklarasi PBB tentang hak asasi petani dan masyarakat yang bekerja di pedesaan. Bila tidak demikian, ia mengkhawatirkan pertanian keluarga ini salah arah.

"Kami usulkan perlunya dilakukan pendekatan hak asasi petani dalam mencapai tujuan tersebut," kata Zainal.

Baca juga: Ingin Selamatkan Kakek, Nenek, dan Adik yang Kelaparan, Gadis Ini Nekat Terobos Banjir Samarinda

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com