Kepada Kompas.com, Miratun mengaku akan merawat tiga saudaranya dengan sekuat tenaga dan kemampuannya.
Miratun pun menolak bila tiga saudaranya itu dirawat di pantai khusus orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental.
“Saya tetap akan merawat mereka,” ujar Miratun.
Miratun menceritakan mulai merawat ketiga saudaranya itu sejak kedua orangtuanya meninggal diawal tahun 1990.
Miratun terpaksa merawat sendiri ketiga saudaranya lantaran tidak lagi memiliki kerabat yang mampu membantunya.
Baca juga: Cerita Nenek Adawiyah yang Hidup dalam Gubuk 1x1,5 Meter
“Semua saya lakukan sendiri sejak orang tua kami meninggal,” kata Miratun.
Keikhlasan Miratun merawat ketiga saudaranya yang mengalami keterbelakangan mental membawa berkah tersendiri.
Warga sekitar hingga dari luar desa datang silih berganti memberikan bantuan dari bahan makanan hingga uang tunai bagi Miratun.
Kendati banyak mendapatkan bantuan dari warga, Miratun yang pernah gagal berumah tangga itu tak mau berdiam diri di rumah.
Setiap harinya ia berburu dedaunan untuk memberi makan beberapa ekor kambing tetangga kepada dirinya.
Dari hasil memelihara kambing, Miratun bisa menyisihkan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan makan tiga saudaranya.
Sutarmi, tetangga rumah Mbah Miratun menceritakan Mbah Miratun sudah merawat tiga saudaranya yang mengalami keterbelakangan mental sejak lama.
Warga pun tidak mengetahui penyebab saudara Mbah Miratun lahir dengan kondisi keterbelakangan mental.
“Kami tidak mengetahui penyebabnya. Karena banyak warga di sini mengalami seperti itu meski tidak menikah sedarah,” ujar Sutarmi.
Ia mengatakan kondisi Sarmon dan Mesinem sejatinya tidak seperti saat ini. Sebelumnya, Sarmon masih bisa melihat dan Mesinem masih bisa berjalan normal.