Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal PPDB, Anak dari Keluarga Miskin Ini Tak Bisa Lanjutkan Sekolah

Kompas.com - 11/07/2019, 20:32 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

Hingga kini dirinya belum memutuskan mendaftarkan ke sekolah lain. Jarak terdekat dengan SMP swasta berjarak 5 kilometer.

Jika dirinya mendaftar, keluarga sederhana ini bingung mengenai transportasi hingga biaya sekolahnya nanti. Apalagi Sugeng ayahnya menderita gangguan kejiwaan tidak bekerja. Neneknya Rebi (65) hanya bekerja sebagai buruh tani tidak seberapa hasilnya.

"Membeli air saja susah, mengingat saat ini masa kekeringan dan sulit untuk mencari air untuk pengairan," ucap Rebi. 

Setiap hari Rebi memberi semangat pada sang cucu. Namun, apa daya, ekonomi yang sulit membuat dirinya tidak bisa berbuat banyak. Dengan jarak 5 kilometer, jika harus berjalan pasti akan melelahkan, apalagi tidak ada transportasi umum ke sekolah tersebut.

Jika ingin diantar menggunakan kendaraan sepeda motor, keluarga ini tidak memilikinya.

"Saya ingin Pasha sekolah," katanya. 

Baca juga: Kekurangan Murid, PPDB SMP di Magetan Diperpanjang Tanpa Sistem Zonasi

Tetangga keluarga Pasha, Sarwanto mengatakan, dirinya sering memberikan semangat untuk Pasha. Saat mengetahui tidak diterima, Pasha sempat mengurung diri di rumah.

"Lalu saya tanya kalau sekolah tidak di SMP 2 Karangmojo bagaimana?. Pasha mengaku bingung harus naik apa kesekolah mengingat disini tidak ada angkutan umum. Sudah lama daerah sini tidak ada angkutan umum," ucapnya.

Hal serupa dialami Romi Kurniawan (12), yang rumahnya tidak jauh dari rumah Pasha. Dirinya tidak diterima di SMP 2 Karangmojo meski nilainya 18, karena sistem zonasi.

"Saat mendaftar posisi berada di tengah-tengah lalu lama kelamaan tergeser dan akhirnya terlempar dari SMP 2 Karangmojo. Pilih di SMP 2 Karangmojo karena dekat dengan rumah, sedangkan tetangga ada 4 orang yang diterima di SMP 2 Karangmojo. Nilai saya 18 dan yang diterima nilainya kurang dari saya," ucapnya

Namun, Roni, dirinya lebih beruntung karena keluarganya tergolong mampu. Untuk berangkat sekolah dirinya pun diantar oleh keluarganya. Akhirnya dirinya mendaftar ke sekolah swasta di Kota Wonosari. 

Tak ada solusi

Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten Gunungkidul, Kisworo mengatakan saat pendaftaran ada 3 kriteria yang menentukan apakah siswa tersebut diterima atau tidak.

Adapun 3 kriteria itu, yang pertama diprioritaskan adalah jarak dari rumah ke sekolah, keduanya adalah umur, dan ketiga adalah saat pendaftaran. Pihaknya sudah mendengar keluhan para siswa yang gagal masuk ke sekolah tersebut.

"Kita sudah cek langsung, dan memang ada murid yang lebih dekat dibandingkan Pasha. Kalaupun jaraknya sama kalah di usia berdasarkan berkas yang bersangkutan lebih tua tiga hari," ucapnya. 

Baca juga: Disdik Padang Buka Kembali Pendaftaran PPDB untuk Bangku Kosong SMP

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com