Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Ayamnya Dibakar Saat Warga Protes Hama Lalat, Peternak Gugat Rp 1 Miliar

Kompas.com - 11/07/2019, 16:26 WIB
Rachmawati

Editor

“Kalau memang tidak ada izinnya, kami meminta aktivitas peternakan di Saptajaya ditutup,” kata Suratman, perwakilan warga.

Warga mengatakan peternakan ayam di lingkungan mereka tidak dikelola secara baik, sehingga menimbulkan limbah.

Bahkan, katanya, limbah itu telah menyebabkan tujuh kampung yang berada di Kemukiman Saptajaya diserang lalat dan bau tidak sedap yang menyebabkan mematikan sejumlah usaha warung makanan.

Menurut Suratman, dampak negatif dari peternakan ayam potong ini sudah terjadi sejak tujuh tahun lalu.

Warga juga telah melayangkan protes ke Muspicam, namun kebijakan yang diambil selama ini belum menjadi solusi terbaik.

Baca juga: Calon ABK Disekap di Warung Mie Ayam karena Mangkir ke Tempat Kerja

“Tujuh tahun kami menahan ini, kami rasa tidak ada solusi yang diberikan, maka kami meminta peternakan ditutup,” kata warga lainnya.

Sukarahmat merupakan satu dari tujuh kampung yang berada di Mukim Saptajaya.

Mukim juga kerap terimbas hama lalat karena di beberapa titik terdapat peternakan ayam potong.

Datok penghulu di salah satu kampung menjelaskan serbuan lalat ini akibat aktivitas peternakan ayam di Mukim Saptajaya kembali dibuka.

Sebelumnya pemerintah daerah sempat menghentikan sementara pasokan bibit ayam ke Mukim Saptajaya selama tiga bulan, terhitung mulai November 2018, karena ribuan lalat menyerbu warga hingga berbuntut protes dari masyarakat.

Baca juga: Jeritan Peternak Saat Harga Ayam Anjlok Rp 5.000 Per Kg: Pilih Bertahan atau Kosongkan Kandang

“Ada beberapa kesepakatan yang dikeluarkan ketika itu, salah satunya pasokan bibit dihentikan sementara hingga peternak bersedia membersihkan kandang. Tapi cuma tiga bulan saja, Februari 2019 lalu aktivitas normal kembali,” ujarnya.

“Warga tidak masalah dengan peternakan, karena sejumlah keluarga juga punya, tetapi maunya dibersihkan. Jangan untung saja yang dipikirkan, kenyamanan dan kesehatan tetangga juga harus dipikirkan.” tukasnya.

Muspicam Rantau, Aceh Tamiang kemudian mengeluarkan kebijakan menutup sementara peternakan ayam potong di seluruh wilayah Kemukiman Saptajaya.

Kebijakan ini diambil, seusai munculnya protes dari warga karena terserang lalat dan bau.

Camat Rantau, Zainuddin menjelaskan sanksi penutupan hanya bersifat sementara dan meminta seluruh peternak bersedia memperbaiki tata kelola peternakan agar tidak mengotori lingkungan.

Baca juga: Protes Harga Anjlok, Peternak di Jawa Tengah Akan Bagikan 10.000 Ayam Hidup Gratis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com