Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Niat Sujud di Tanah Suci, Simpan Uang di Koper hingga Menabung 30 Tahun

Kompas.com - 10/07/2019, 13:58 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Dia terus melanjutkan kebiasaannya menabung untuk melunasi biaya haji sebesar Rp 36 juta per orang.

Baca juga: 5 Fakta Penjual Kerupuk Naik Haji, Menunggu 28 Tahun hingga Wujudkan Wasiat Bapak

3. Penjual sayur sisihkan Rp 10.000 selama 8 tahun

Pada musim haji tahun ini, pedagang sayur keliling atau 'bakul lijo' itu terdaftar sebagai calon jamaah haji yang akan berangkat pada 23 Juli 2019, dari embarkasi Surabaya.

Marliah adalah warga Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ibu dua anak ini mengaku jika menjalankan ibadah haji merupakan cita-citanya sejak kecil.

"Sejak kecil saya ingin naik haji, sejak kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah)," katanya saat ditemui Kompas.com, di sela-sela kegiatannya berjualan sayur keliling, Senin (8/7/2019).

Marliah mengatakan, dia mendaftar haji pada tahun 2011 diantarkan oleh anak perempuannya. Sejak saat itu dirinya rutin menabung untuk biaya haji.

"Nabung setiap hari Rp 10.000, mulai tahun 2011. Setiap hari (penghasilan) saya sisihkan untuk tabungan (haji) itu," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Pedagang Sayur Keliling, Naik Haji Setelah 8 Tahun Sisihkan Penghasilan

4. Menabung sejak 1965, pasangan kakek-nenek ini berangkat haji

Haki bersama istrinya Satuni saat ditemui di rumahnya di Jodipan Wetan gang 1 Kota Malang, Selasa (9/7/2019)ANDI HARTIK Haki bersama istrinya Satuni saat ditemui di rumahnya di Jodipan Wetan gang 1 Kota Malang, Selasa (9/7/2019)

Haki (92) dan Satuni (72), warga Jodipan Wetan, Gang 1 Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (9/7/2019) akan berangkat menunaikan ibadah haji. Dengan usianya yang sudah 92 tahun, Haki menjadi jemaah tertua di Kota Malang.

"Dari dulu sudah ingin naik haji," katanya saat berbincang dengan Kompas.com di kediamannya, Selasa.

Perjuangan Haki untuk menginjakkan kaki ke tanah suci tidak mudah. Haki yang merupakan pedagang kaki lima sejak 1965, sedikit demi sedikit menyisihkan penghasilannya.

Saat itu, Haki berjualan jaket dan berbagai jenis pakaian. Sebuah pekerjaan yang ditekuninya hingga saat ini. Biasanya, Haki berjualan di Pasar Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan dan di Pakis Kabupaten Malang.

Haki pun menyakinkan diri untuk rutin menabung. Biasanya, ia menyisihkan penghasilannya ke dalam sebuah koper yang disimpan di rumahnya.

"Menabung di rumah mulai tahun 1965. Kalau dagangan laku, disisihin," ujarnya.

Baca juga: Menabung Sejak 1965, Kakek 92 Tahun dan Istrinya Akhirnya Berangkat Haji

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com