Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita M Idris, Anak Petani dari Daerah Tertinggal, Jadi Lulusan Terbaik Akpol 2019

Kompas.com - 10/07/2019, 12:49 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

PADANG, KOMPAS.com - Kabupaten Solok Selatan merupakan satu diantara tiga daerah tertinggal di Sumatera Barat selain Kabupaten Mentawai dan Pasaman Barat.

Kendati masuk daerah yang minim infrastruktur, namun dari sana lahirlah calon pemimpin Polri masa depan. 

Dia adalah Muhammad Idris (23), pemuda yang berasal Jorong  Mudiak Lawe, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. 

Idris berhasil menjadi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) terbaik tahun 2019. Taruna kelahiran 8 Juli 1996 itu berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,54 dari 4. 

Baca juga: Kisah Rahmad, Anak Tukang Ojek yang Jadi Lulusan Terbaik SPN Polda Metro

Empat penghargaan sekaligus disabetnya yaitu Adhi Makayasa, Ati Tanggon Emas, Ati Trengginas Perak dan Ati Tangkas Perak.

Sebenarnya, dari kecil Idris tidak pernah bercita-cita menjadi seorang polisi. Idris kecil waktu itu ingin menjadi dokter, namun nasib telah menjadikan Idris sebagai seorang abdi negara. 

"Waktu kecil, Idris bercita-cita sebagai dokter. Tapi cita-cita itu tinggal impian saja. Dia malah menjadi polisi," kata ayah Idris, Dasrial yang dihubungi Kompas.com, Rabu (10/7/2019). 

Dasrial menceritakan waktu tamat MAN, Idris berencana mau masuk perguruan tinggi. Entah kenapa, Idris menuruti arahan dari kakaknya untuk ikut tes Akpol yang saat itu buka.

Baca juga: Pencetak Gol Pertama Timnas Final Piala AFF Bripda Sani adalah Lulusan Terbaik Polri

 

Menuruti arahan kakak masuk Akpol

Menurut kakak perempuannya itu, kalau masuk Akpol tidak ada biaya yang dikeluarkan karena ditanggung pemerintah. Sementara kalau kuliah di perguruan tinggi butuh biaya yang banyak. 

"Idris akhirnya mengikuti arahan sang kakak untuk tes polisi. Saat itu saya terkejut, karena tiba-tiba Idris tidak jadi mau masuk perguruan tinggi. Padahal dia sudah ikut bimbingan belajar," ujar Dasrial. 

Idris pun bertekad lulus menjadi taruna Akpol supaya tidak memberatkan orangtuanya. Maklum, Dasrial hanyalah seorang petani yang juga menjadi guru mengaji untuk mencari tambahan belanja. 

"Saya lihat tekad Idris sangat kuat. Latihan keras dan tidak lupa berdoa usai shalat dilakukannya," kata Dasrial.

Baca juga: Skripsi #2019GantiPresiden Antar Regita Anggia Jadi Lulusan Terbaik Unpad dengan IPK 4

 

Selalu mendapat beasiswa

Idris memang anak yang taat beribadah. Ayahnya adalah guru mengaji sehingga didikan agama sangat kental.

Apalagi, Idris sejak di MIN (sekolah agama setingkat SD) sudah ditinggal kasih sayang dari ibu. Idris sejak MIN itu sudah menjadi anak piatu.

Dari MIN, MTsN hingga MAN, Idris selalu menjadi juara dan mendapatkan beasiswa. Kecerdasan otak Idris itulah yang membuat Dasrial yakin berhasil. 

"Alhamdulillah akhirnya Idris diterima menjadi taruna Akpol. Saat itu, saya merasa mukjizat telah turun kepada Idris. Saya tidak menyangka dia bisa lulus menjadi taruna," kata Dasrial. 

Kabar gembira selanjutnya muncul ketika Idris dinyatakan menjadi lulusan Akpol terbaik 2019. Dasrial tidak bisa menahan haru yang luar biasa. 

Baca juga: Kisah Lulusan Terbaik Akpol yang Pernah Ditolak Masuk PTN

"Saat dikasih tahu bahwa Idris menjadi lulusan terbaik, saya tak kuasa menahan air mata. Idris akhirnya berhasil. Saya selalu mendoakan dia supaya menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, bangsa dan negara ini," kata Dasrial. 

Ucapan selamat berdatangan kepada Dasrial. Dari keluarga, tetangga, Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto hingga Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal.

Motivasi bagi generasi muda

Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto yang mendengar ada taruna asal Solok Selatan yang menjadi lulusan terbaik Akpol 2019 langsung mencari tahu keberadaan rumah orangtua sang taruna. 

Imam mengaku keberhasilan Idris telah membuat bangga masyarakat Solok Selatan dan Sumbar. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com