Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sunarto dan Wahyuni, Satu dari 50 Pasutri Peserta Pilkades Serentak di Lamongan

Kompas.com - 10/07/2019, 09:05 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Aku tak milih bojone ae...

Pada periode pertama pencalonan tersebut, Sunarto akhirnya keluar sebagai peraih suara terbanyak dan lantas dilantik sebagai kepala desa Surabayan setelah mendapat 1.239 suara dari 1.400-an warga yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Saya waktu itu cuma dapat sekitar 45 suara, kalah jauh dibanding dengan perolehan suara bapaknya. Mungkin orang-orang sudah sreg dalam memilih bapaknya," ucap Sri Wahyuni.

Ketika disinggung mengenai ketika proses pencoblosan berlangsung, Sri mengungkapkan, tidak ada saling bersaing dengan sang suami, dengan mereka justru mendukung satu sama lainnya.

Meski waktu itu, Sri juga sempat menjadi bahan candaan beberapa warga setempat sebelum menyalurkan hak pilih mereka.

Baca juga: 530 Calon Kepala Desa di Brebes, Deklarasi Damai Pilkades Serentak

"Ada juga yang bercanda waktu itu, terutama ibu-ibu yang bilang aku tak milih bojone ae enggak milih Mbak Sri sambil bercanda. Tapi bagi saya dan bapaknya nggak masalah, sebab siapapun yang jadi kepala desa harus saling mendukung, terus bapaknya ternyata yang menang," beber Sri.

Dengan pengalaman yang didapat tersebut, Sri mengaku, bakal tidak lagi canggung saat kembali harus 'bertanding' dengan suaminya, Sunarto, dalam Pilkades serentak yang dijadwalkan bakal digelar pada 15 September 2019 mendatang.

"Sudah dapat pengalaman itu, ya nggak masalah. Tetap saja seperti sebelumnya, kami sudah sepakat, siapapun yang nantinya terpilih harus saling mendukung," kata dia.

Tak pengaruhi kehidupan rumah tangga

Meski akan kali kedua maju menjadi lawan dalam Pilkades mendatang, kehidupan rumah tangga Sunarto dan Sri Wahyuni dikatakan 100 persen tidak terpengaruh dan tetap berjalan dengan harmonis.

Dengan mereka tetap fokus dalam membesarkan ketiga buah hati mereka yakni, Alegra (18), Virta (13), dan Chelsea (6).

"Mungkin beda ceritanya kalau lawan orang lain atau kandidat lain, ini kan lawan istri sendiri. Jadi selain memikirkan coblosan nanti, urusan keluarga, anak-anak tetap yang utama," ujar Sunarto.

Begitu juga dengan Sri Wahyuni, yang tetap menempatkan dirinya sebagai sosok ibu rumah tangga kepada ketiga anaknya, bahkan hingga urusan dapur tetap dilakukan seperti biasa, dengan tidak ada yang berbeda.

Baca juga: Heboh Warga Tutup Jalan Pakai Tembok di Wonosobo karena Kalah Pilkades, Ini Faktanya

"Namanya istri ya tetap saja, masak, ngurusi anak-anak. Kan pada saat pemilihan saja kita (dengan suami) bersaing. Paling juga nanti duduknya berdampingan saat pemilihan, jadi teringat seperti kemanten (pasangan saat menikah)," kata Sri.

Sri juga menolak dikatakan apakah dirinya dilanda nervous maupun gugup saat bersanding bersama suaminya, pada saat proses pemungutan suara berlangsung nanti.

"Nggak juga, kan sudah pernah. Kalau dulu (periode pertama) sih ada sedikit, mungkin karena belum pernah atau belum pengalaman. Tapi kalau sekarang sudah tidak, biasa saja" ucap dia.

Dorongan warga desa

Kendati belum pernah menjabat sebagai kepala desa sebelumnya, warga Desa Surabayan tak ragu mendorong Sunarto sebagai calon kepala desa pada 2013 (periode pertama).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com