Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Siswi Asal Jakarta Arungi Danau Toba Sejauh 135 Km dengan Kayak

Kompas.com - 09/07/2019, 05:35 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Nur Aliya Sabira dan Aryadhieni Farah Ayu Susanto, keduanya adalah siswi SMA Negeri 28 Jakarta. Bersama empat orang temannya, mereka melakukan Ekspedisi Kayak Pelajar Indonesia 2019 dengan mengarungi Danau Toba.

Membawa bendera Udara, Rimba dan Laut (URaL) SMA Negeri 28 Jakarta, tim ini akan menyelesaikan ekspedisinya dengan total jarak tempuh sekitar 135 kilometer mulai 2 sampai 9 Juli 2019. 

"Targetnya memecahkan rekor Muri dan dunia. Kami sudah berlatih mulai Desember tahun lalu," kata Nur Aliya Sabira kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Senin (8/7/2019).
 
Perempuan yang duduk di bangku XII ini lalu bercerita, awalnya olahraga kayak hanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Hasil latihan rutin bersama, dipilihlah beberapa orang yang bisa bermain kayak untuk dijadikan atlet. Mereka diberi latihan tambahan dan berkesempatan ikut menjadi peserta eksepidisi ke Danau Toba. 
 
Aliya, begitu dia biasa dipanggil, tak menyia-nyiakan kesempatan berharga dalam hidupnya. Dia pun menunjukkan keprofesionalan sebagai atlet dan serius berlatih.
 
Begitu terpilih, keinginan lainnya adalah punya pengalaman baru mengelilingi Pulau Samosir bersama teman-temannya. Apalagi, ia belum pernah menjejakkan kakinya ke pulau yang dikenal dengan sebutan Negeri Indah Kepingan Surga. 
 
 
Seminggu mencicipi air Danau Toba, dia mengaku puas. Capeknya terbayar dengan keindahan alam danau vulkanik terbesar di dunia ini. Paling diingatnya adalah beberapa sudut dan bagian Danau Toba yang punya pemandangan paling indah, dengan tebing-tebingnya yang belum terjamah. 
 
"Bagus banget," serunya.
 
Trip terakhir dalam ekspedisi itu dilakukan pada Minggu (7/7/2019). Paginya, tim sudah bergerak dari Pantai Batu Hoda menuju Tuk-tuk.
 
Ketua tim Argi Nurfazri menargetkan akan menempuh 20 kilometer dengan lama waktu tak kurang dari lima jam.
 
Untuk perjalanan sejauh ini, biasanya "kayakers" akan menempuh kecepatan empat atau lima kayaking, sudah termasuk penghitungan makan dan lainnya.
 
Sebelum atlet 'turun air', lebih dulu dilakukan penjajalan dan survei medan. Apalagi semua peserta baru pertama kali melakukan ekspedisi ke Danau Toba.
 
Dua hari mereka lakukan "water test" untuk mengetahui bagaimana kondisi alam. Untuk menjaga stamina tetap prima, para atlet rutin mengonsumsi madu sebelum dan saat bangun tidur, dan sebelum serta sesudah makan. 
 
Menurut Aliya, kayak adalah bidang olahraga yang menarik dan aman asalkan mampu berenang dan menggunakan peralatan sesuai standar. Alasannya, ketika wait exit atau perahu dalam keadaan terbalik, bisa menguasai keadaan dan cepat mengambil posisi sempurna.
 
"Kan harus naik dari dalam air, minimal bisa meluruskan badan dan gak kagetan," ucapnya.
 
Senada dengan Aliya, Aryadhieni Farah Ayu Susanto mengaku sangat menikmati keindahan danau saat berkayak, apalagi ketika ombak tenang dan cuaca bersahabat. Timbul harapannya untuk lebih berani mencoba hal-hal baru dan berdoa semoga olahraga yang digelutinya lebih disukai banyak orang dam semakin terkenal. 
 
"Pantai-pantai di Indonesia itu ombaknya asyik-asyik, menikmatinya dengan kayak makin asyik. Semoga pemerintah dan pihak terkait dapat mengembangkan kayak di Danau Toba ini dengan menggelar kompetisi tingkat internasional. Pasti jadi daya tarik untuk mendatang atlet dan wisatawan. Semoga Danau Toba semakin maju, potensinya banyak banget," katanya.
 
 
Farah mengaku memilih kayak sebagai bentuk kecintaannya pada dunia maritim. Di matanya, sangat sedikit siswa-siswi pecinta alam yang punya ketertarikan pada laut dan ekosistemnya.
 
Padahal, Indonesia adalah negara maritim, terkenal dengan slogan "Nenek moyangku seorang pelaut". Dirinya berjanji sepulang dari Sumatera Utara akan mengenalkan dan mempromosikan Danau Toba.
 
Sambil mengayuh pungut sampah
 
Selain ingin memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia atau (Muri), tim Ekspedisi Kayak Pelajar Indonesia juga mengedukasi masyarakat dengan sikap peduli lingkungan.
 
Selama lima hari menjelajahi lingkar dalam kawasan Danau Toba, mereka memunguti sampah yang begitu dikumpulkan menghasilkan tiga kantong besar. 
 
Rafif Ibrahim, rekan Aliya dan Aryadhieni, mengatakan, Danau Toba adalah ikon pariwisata di Sumatera Utara. Harus dijaga supaya generasi yang akan datang masih bisa melihat cantiknya danau yang dari kejauhan begitu biru dan hijau ini. 
 
Di beberapa titik yang dilewati tim, ditemukan sampah yang berbeda. Di kawasan keramba ikan, ditemukan banyak limbah pelet. Di wilayah permukiman, banyak sampah plastik terutama di pesisir pantainya. 
 
"Tim memang punya misi untuk peduli lingkungan, ini yang kami dapat di sekolah. Sekolah kami dapat Adiwiyata, artinya sekolah yang peduli lingkungan. Kami mengimbau agar semua yang datang ke Danau Toba peduli kebersihan lingkungan dan terus jaga kelestarian danau," imbau Rafif. 
 
Sport tourism jadi andalan
 
Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo mendukung penuh apa yang dilakukan tim ekspedisi URaL SMA Negeri 28 Jakarta. Dia mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan "sport tourism" tingkat nasional dan internasional karena punya market sendiri untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
 
"Danau Toba adalah lokasi yang baik, tahun lalu kita gelar olahraga sepeda dan lari. Kayak kali ini juga cukup baik. Olahraga petualang alternatif banyak diminati wisatawan dan masyarakat," katanya.
 
Ekspedisi tersebut membuktikan bahwa perairan Danau Toba aman digunakan, meski tetap harus mengutamakan prosedur keamanan dan kondisi cuaca.
 
"Tahun lalu ada tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun, sekarang perlu kita kampanyekan bahwa Danau Toba sudah aman," tegasnya.
 
 
Saat ini pihaknya tengah menyiapkan kegiatan olahraga tingkat internasional yang akan berlangsung pada 2020, yaitu Triathlon. Cabang olahraga yang terdiri dari lari, renang, dan bersepeda ini juga melibatkan atlet nasional dan internasional dari Amerika juga Singapura. Lokasinya tetap di Kabupaten Samosir. 
 
"Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, peserta akan berenang sejauh dua kilometer saja, jadi tidak jauh dari pantai. Untuk lari tidak ada masalah. Kalau bersepeda ada PR soal jalan, sedang dikerjakan Kementerian PU," katanya.
 
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com