Dari penggeledahan ditemukan 2 plastik berisi belerang, 1 plastik berisi potasium klorat, kemudian dua boks berisi campuran belerang dengan potasium klorat dan arang atau black powder.
Baca juga: Kronologi Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura hingga Gali Keterangan Pelaku
Irjen Rycko Amelza Dahniel menyatakan, pelaku peledakan di Simpang Tiga Tugu Kartasura pada Senin (3/6/2019) malam, berbaiat kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi melalui media sosial.
"Selanjutnya dia mulai menerima berbagai doktrin, berbagai pencerahan-pencerahan katanya, akhirnya di akhir tahun 2018 di berbaiat kepada Al Baqhdadi," kata Kapolda di Solo, Rabu (5/6/2019), seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan, melalui media sosial juga pelaku diajarkan tentang alat-alat kekerasan, termasuk membuat petasan.
"Dia juga diajarkan bagaimana merakit bom dalam skala kecil seperti yang kemarin itu," ungkapnya.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Seorang Penjual Gorengan
Selain menyelidiki barang bukti dan keterangan para saksi, polisi juga mempelajari rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi.
Dari hasil investigasi rekaman tersebut, Kapolda Jawa Tengah menegaskan bahwa pelaku RA beraksi sendirian dan tidak memiliki jaringan.
"Hasil investigasi sudah terungkap, sudah selesai, dan sudah terungkap," tuturnya.
Ia mengatakan, dari hasil pemantauan rekaman CCTV dan hasil investasi tim Gegana Polri, ledakan yang terjadi tidak sempurna.
"Dia sendiri sepertinya juga kaget, merakit juga tidak sempurna sehingga lukanya hanya di sekitar tempat dia menyimpan bom panci, di perut dan di tangan. Sejauh ini sudah dilakukan penahanan, kondisi makin baik karena lukanya tidak serius," ujarnya.
Baca juga: Kapolda Jateng: Pelaku Bom Kartasura Berbaiat kepada Pimpinan ISIS
Buya Syafii Maarif mengaku prihatin terkait aksi bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo. Buya juga menyampaikan pelaku aksi teror tersebut adalah orang yang kalap.
"Yang kita sedih itu mereka memakai agama. Seakan-akan itu perintah Tuhan," ujar Buya Syafii Maarif saat ditemui, Selasa (4/6/2019).
Buya menyampaikan, Islam dan agama pada umumnya itu untuk membangun peradaban. Agama bukan untuk membangun kebiadaban.
Orang-orang yang melakukan terror, lanjutnya, salah satunya karena terpengaruh ideologi luar. Padahal, ideologi tersebut di tempat asalnya justru berantakan.
"Terpengaruh ideologi impor yang di asalnya berantakan tapi di sini laku, itu kan aneh," tegasnya.
Baca juga: Soal Bom di Pospol Kartasura, Buya Syafii Maarif Sebut Pelakunya Kalap
Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma)/Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.