Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bom Bunuh Diri di Sukoharjo, Pelaku Berbaiat dengan ISIS Lewat Medsos hingga Nyicil Beli Komponen Bom

Kompas.com - 07/06/2019, 18:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polisi terus mendalami keterangan pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6/2019).

Menurut keterangan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Rycko Amelza Dahniel, pelaku adalah Rofik Asharudin (22), warga Kranggan Kulon, Wirogunan, Kartasura.

Rofik mengaku meminta uang kepada orangtuanya untuk membeli sejumlah komponen untuk merakit bom. Rofik belajar merakit bom melalui internet.

Baca fakta selengkapnya berikut ini:

1. Pelaku minta uang dari uang orangtua

Lokasi dugaan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Polres Sukoharjo, tepatnya di Tugu Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. Terduga pelaku pembawa bom yang terjadi pada Senin (3/6/2019) malam tersebut kritis dan masih mendapat perawatan medis.TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI Lokasi dugaan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Polres Sukoharjo, tepatnya di Tugu Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. Terduga pelaku pembawa bom yang terjadi pada Senin (3/6/2019) malam tersebut kritis dan masih mendapat perawatan medis.

Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, pelaku meminta uang dari orangtuanya untuk membeli sejumlah komponen untuk merakit bom. Barang-barang tersebut dibeli secara kredit alias mencicil.

"Beli komponen dari uang minta orangtua, belinya dicicil," kata Rycko di Semarang, Rabu (5/6/2019).

Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan polisi bahwa komponen bom yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan komponen yang diamankan polisi saat menggeledah di rumah pelaku.

Menurut Rycko, bom yang digunakan pelaku tergolong sebagai "low explosive" dengan bahan baku "black powder".

"Diledakkan secara manual," kata dia.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Terpapar ISIS dan Merupakan "Lone Wolf"

2. Kronologi bom bunuh diri versi polisi

Tim Inafis Polres Sukoharjo melakukan olah tempat kejadian perkara ledakan di Pospam Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019). Terduga pelaku pembawa bom yang terjadi pada Senin (3/6/2019) malam tersebut kritis dan masih mendapat perawatan medis.ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGRO Tim Inafis Polres Sukoharjo melakukan olah tempat kejadian perkara ledakan di Pospam Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019). Terduga pelaku pembawa bom yang terjadi pada Senin (3/6/2019) malam tersebut kritis dan masih mendapat perawatan medis.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, mulanya saksi melihat pelaku mendekati pos sekitar pukul 22.35 WIB.

"Saksi melihat pelaku itu sedang berjalan mengarah ke pos pukul 22.35 dengan kaos hitam dan celana jeans serta menggunakan headset," ungkap Dedi, saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).

Setelah itu, pelaku RA (22) duduk di depan trotoar. Sekitar 10 menit kemudian, ledakan terjadi.

Personel Polri beserta saksi yang saat kejadian sedang membantu memasang lampu di pos pun segera keluar untuk menghindari ledakan susulan.

Setelah itu, pada hari Selasa pukul 01.25 WIB, tim menggeledah kediaman pelaku di rumah orangtuanya.

Dari penggeledahan ditemukan 2 plastik berisi belerang, 1 plastik berisi potasium klorat, kemudian dua boks berisi campuran belerang dengan potasium klorat dan arang atau black powder.

Baca juga: Kronologi Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura hingga Gali Keterangan Pelaku

3. Pelaku dibaiat ISIS via media sosial

Sejumlah petugas bersiaga di sekitar lokasi dugaan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Polres Sukoharjo, tepatnya di Tugu Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. Terduga pelaku pembawa bom yang terjadi pada Senin (3/6/2019) malam tersebut kritis dan masih mendapat perawatan medis.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Sejumlah petugas bersiaga di sekitar lokasi dugaan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Polres Sukoharjo, tepatnya di Tugu Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. Terduga pelaku pembawa bom yang terjadi pada Senin (3/6/2019) malam tersebut kritis dan masih mendapat perawatan medis.

Irjen Rycko Amelza Dahniel menyatakan, pelaku peledakan di Simpang Tiga Tugu Kartasura pada Senin (3/6/2019) malam, berbaiat kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi melalui media sosial.

"Selanjutnya dia mulai menerima berbagai doktrin, berbagai pencerahan-pencerahan katanya, akhirnya di akhir tahun 2018 di berbaiat kepada Al Baqhdadi," kata Kapolda di Solo, Rabu (5/6/2019), seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, melalui media sosial juga pelaku diajarkan tentang alat-alat kekerasan, termasuk membuat petasan.

"Dia juga diajarkan bagaimana merakit bom dalam skala kecil seperti yang kemarin itu," ungkapnya.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Seorang Penjual Gorengan

4. Polisi selidiki rekaman kamera CCTV

Ilustrasi CCTV lalu lintas. MAULANA MAHARDHIKA Ilustrasi CCTV lalu lintas.

Selain menyelidiki barang bukti dan keterangan para saksi, polisi juga mempelajari rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi.

Dari hasil investigasi rekaman tersebut, Kapolda Jawa Tengah menegaskan bahwa pelaku RA beraksi sendirian dan tidak memiliki jaringan.

"Hasil investigasi sudah terungkap, sudah selesai, dan sudah terungkap," tuturnya.

Ia mengatakan, dari hasil pemantauan rekaman CCTV dan hasil investasi tim Gegana Polri, ledakan yang terjadi tidak sempurna.

"Dia sendiri sepertinya juga kaget, merakit juga tidak sempurna sehingga lukanya hanya di sekitar tempat dia menyimpan bom panci, di perut dan di tangan. Sejauh ini sudah dilakukan penahanan, kondisi makin baik karena lukanya tidak serius," ujarnya.

Baca juga: Kapolda Jateng: Pelaku Bom Kartasura Berbaiat kepada Pimpinan ISIS

5. Buya: Pelaku korban ideologi impor

Buya Syafii Maarif, saat menjadi pembicara di Seminar Internasional Islam Indonesia di Pentas global : Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia, yang digelar di Balai Senat UGM, Jumat (25/01/2019)KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Buya Syafii Maarif, saat menjadi pembicara di Seminar Internasional Islam Indonesia di Pentas global : Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia, yang digelar di Balai Senat UGM, Jumat (25/01/2019)

Buya Syafii Maarif mengaku prihatin terkait aksi bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo. Buya juga menyampaikan pelaku aksi teror tersebut adalah orang yang kalap.

"Yang kita sedih itu mereka memakai agama. Seakan-akan itu perintah Tuhan," ujar Buya Syafii Maarif saat ditemui, Selasa (4/6/2019).

Buya menyampaikan, Islam dan agama pada umumnya itu untuk membangun peradaban. Agama bukan untuk membangun kebiadaban.

Orang-orang yang melakukan terror, lanjutnya, salah satunya karena terpengaruh ideologi luar. Padahal, ideologi tersebut di tempat asalnya justru berantakan.

"Terpengaruh ideologi impor yang di asalnya berantakan tapi di sini laku, itu kan aneh," tegasnya.

Baca juga: Soal Bom di Pospol Kartasura, Buya Syafii Maarif Sebut Pelakunya Kalap

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma)/Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com