Awalnya, pria yang mempunyai hobi naik gunung ini memilih jalur Utara. Namun saat di Posko Cirebon memutuskan untuk melintasi jalur Tengah bersama Edik Mardapa (35) yang gowes mudik ke Kulonprogo.
Baca juga: Fakta di Balik Kecelakaan Staf KPU di Tol Pemalang, Gara-gara Mengantuk hingga Mobil Terjun ke Parit
Pujo mengaku gowes dengan santai dan menikmati sepanjang perjalanan mudik ke Sleman meskipun jaraknya cukup jauh.
Setiap kali rasa lelah mulai menerpa fisiknya, Pujo memilih untuk berhenti di posko mudik untuk beristirahat.
"Dinikmati benar-benar gowesnya. Ga ada pikiran sama sekali jarak masih jauh, malam hari mau ngopi ya berhenti, mau istirahat ya istirahat," ucapnya.
Tak jarang diperjalanan ini memilih untuk berhenti di bawah pohon untuk sekedar menarik nafas. Sebab, dirinya harus pintar-pintar mengatur fisiknya karena berpuasa.
Lalu, saat sampai di Sedayu, Bantul kaki kirinya terkilir.
"Jadi saat turun menapak itu kaki saya tergelincir pasir, ya terkilir. Tapi masih bisa gowes meski sedikit terasa sakit," bebernya.
Baca juga: Kisah Tamin, Kayuh Sepeda Ratusan Kilometer untuk Mudik dari Bandung ke Gunungkidul
Pujo mengaku memang barang bawaanya sedikit lebih banyak daripada rekan-rekan lainnya, karena baru pertama kali gowes jarak jauh 550 km.
"Teman-teman pecinta sepeda di setiap kota itu suportnya luar bisa, kalau ketemu dijalan mereka menawarkan untuk mampir. Yang puasa disiapkan saur dan buka dirumahnya," ungkapnya.
Saat itu dirinya membawa tas di belakang sepeda dengan berat kurang lebih 20 Kg.
Selain itu, Pujo memang mengaku suka tantangan dan Pujonarko mengaku mempunyai hobi perpetualang.
Saat masih muda, Pujo telah mendaki semua gunung di Pulau Jawa. Seiring dengan telah memiliki istri dan anak, Pujo memilih gowes sepeda sebagai hobinya.
"Kalau main di 100 Km, 200 Km saya sering. Saya dengan anak yang nomor 2 kelas empat SD naik sepeda ke rumah kakeknya di Klaten pulang pergi 88 Km sudah biasa," urainya.
Baca juga: Arus Mudik 2019 Dinilai Lebih Lancar, Ini Fakta dan Penjelasannya