Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pulang Kampung Naik Sepeda dari Jakarta ke Sleman, Tempuh 550 Km hingga Kaki Terkilir

Kompas.com - 04/06/2019, 16:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pujonarko menempuh perjalanan mudik sejauh sekitar 550 Km dengan menggunakan sepeda dari Jakarta Selatan ke Sleman, DIY.

Pada hari Minggu (02/06/2019) dini hari, Pujo akhirnya tiba dirumahnya Puri Kelapa Gading 1, Condongcatur, Depok, Sleman.

Pujo menceritakan, keinginan untuk mudik dengan menggunakan sepeda sudah lama terpendam.

Lalu pada lebaran tahun 2019 ini, mimpi Pujo akhirnya bisa terwujud. Pujo mengikuti acara Gowes Moedik yang digelar oleh bike to work Indonesia.

Berikut ini fakta di balik perjalanan Pujo:

1. Mimpi yang akhirnya terwujud

Pujonarko saat menceritakan perjalananya gowes mudik dari Jakarta Selatan ke SlemanKOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Pujonarko saat menceritakan perjalananya gowes mudik dari Jakarta Selatan ke Sleman

Pujo menceritakan , dirinya sudah lama ingin mudik dengan menggunakan sepeda onthel.

"Saya pribadi sudah lama ingin gowes mudik, sejak saat tinggal di Surabaya. Tetapi waktu itu belum memungkinkan," ujar Pujonarko (42) saat ditemui dirumahnya Puri Kelapa Gading 1, Condongcatur, Depok, Sleman, Senin (03/06/2019).

Setelah dari Surabaya, pada tahun 2016 pria yang akrab dipanggil Pujo itu dipindah tugas di Jakarta.

Selama di Jakarta keinginan untuk gowes mudik muncul kembali, hanya saja lagi-lagi belum terealisasi karena berbagai hal.

Akhirnya, impiannya mudik dengan mengayuh sepeda akhirnya terealisasi setelah ikut Gowes Moedik yang digelar oleh bike to work Indonesia.

Baca juga: "Gowes" Trans Jawa 900 KM, 50 Pesepeda Singgah di Semarang

2. Berangkat dari Jakarta Selatan menuju Sleman

Ilustrasi bersepeda pagiSolovyova Ilustrasi bersepeda pagi

Pria kelahiran 18 Oktober 1976 berangkat naik sepeda dari Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (29/05/2019).

Saat itu dia menuju Karawang untuk start bersama peserta Gowes Moedik yang jumlahnya kurang lebih 200 orang.

"Saya berangkat dari kos di Jakarta Selatan itu pukul 14.30 WIB. Malam harinya saya berangkat bersama rombongan besar jam 21.00 WIB," katanya.

Awalnya, pria yang mempunyai hobi naik gunung ini memilih jalur Utara. Namun saat di Posko Cirebon memutuskan untuk melintasi jalur Tengah bersama Edik Mardapa (35) yang gowes mudik ke Kulonprogo.

Baca juga: Fakta di Balik Kecelakaan Staf KPU di Tol Pemalang, Gara-gara Mengantuk hingga Mobil Terjun ke Parit

3. Tantangan gowes saat berpuasa

Sekelompok pemuda bersepeda bersamaSHUTTER STOCK Sekelompok pemuda bersepeda bersama

Pujo mengaku gowes dengan santai dan menikmati sepanjang perjalanan mudik ke Sleman meskipun jaraknya cukup jauh.

Setiap kali rasa lelah mulai menerpa fisiknya, Pujo memilih untuk berhenti di posko mudik untuk beristirahat.

"Dinikmati benar-benar gowesnya. Ga ada pikiran sama sekali jarak masih jauh, malam hari mau ngopi ya berhenti, mau istirahat ya istirahat," ucapnya.

Tak jarang diperjalanan ini memilih untuk berhenti di bawah pohon untuk sekedar menarik nafas. Sebab, dirinya harus pintar-pintar mengatur fisiknya karena berpuasa.

Lalu, saat sampai di Sedayu, Bantul kaki kirinya terkilir.

"Jadi saat turun menapak itu kaki saya tergelincir pasir, ya terkilir. Tapi masih bisa gowes meski sedikit terasa sakit," bebernya.

Baca juga: Kisah Tamin, Kayuh Sepeda Ratusan Kilometer untuk Mudik dari Bandung ke Gunungkidul

4. Solidaritas pecinta gowes selama perjalanan

Ilustrasi bersepedaDragonImages Ilustrasi bersepeda

Pujo mengaku memang barang bawaanya sedikit lebih banyak daripada rekan-rekan lainnya, karena baru pertama kali gowes jarak jauh 550 km.

"Teman-teman pecinta sepeda di setiap kota itu suportnya luar bisa, kalau ketemu dijalan mereka menawarkan untuk mampir. Yang puasa disiapkan saur dan buka dirumahnya," ungkapnya.

Saat itu dirinya membawa tas di belakang sepeda dengan berat kurang lebih 20 Kg.

Selain itu, Pujo memang mengaku suka tantangan dan Pujonarko mengaku mempunyai hobi perpetualang.

Saat masih muda, Pujo telah mendaki semua gunung di Pulau Jawa. Seiring dengan telah memiliki istri dan anak, Pujo memilih gowes sepeda sebagai hobinya.

"Kalau main di 100 Km, 200 Km saya sering. Saya dengan anak yang nomor 2 kelas empat SD naik sepeda ke rumah kakeknya di Klaten pulang pergi 88 Km sudah biasa," urainya.

Baca juga: Arus Mudik 2019 Dinilai Lebih Lancar, Ini Fakta dan Penjelasannya

5. Alasan Pujo mudik dengan sepeda

Sejumlah pemudik sepeda melintasi jalan arteri Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019) malam. Para pegiat hobi bersepeda memilih mudik dengan sepeda melalui jalur pantura dengan tujuan daerah Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.ANTARA FOTO/RISKY ANDRIANTO Sejumlah pemudik sepeda melintasi jalan arteri Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019) malam. Para pegiat hobi bersepeda memilih mudik dengan sepeda melalui jalur pantura dengan tujuan daerah Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Pujo menyampaikan alasannya mudik dengan sepeda karena suka tantangan. Selama ini, ia mudik dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta dan pesawat terbang. Dia ingin menjajal moda transportasi lain, yaitu sepeda.

Menurutnya tidak ada persiapan khusus sebelum gowes mudik. Ia hanya menjaga fisiknya dengan lari seminggu sekali.

"Sepeda cuma saya ganti ban aja, service rutin," tandasnya.

Pada saat balik ke Jakarta, Pujo memutuskan untuk tidak gowes. Sebab dirinya ada urusan pekerjaan di Malang sebelum ke Jakarta.

Namun demikian, mudik tahun depan Pujo mengaku berencana untuk kembali gowes. Hanya, dirinya akan memilih lewati jalur Utara.

"Jalur tengah sudah. Tahun depan rencananya mau lewat jalur utara," pungkasnya.

Baca juga: Kisah Pemudik dengan Motor Tua yang Dinaiki 5 Orang dari Pemalang ke Surabaya

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com