Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Sosok Mbah Arjo, Kakek Berusia 193 Tahun, Temani Presiden Soekarno Ritual hingga Banyak Minum Air Putih

Kompas.com - 25/05/2019, 14:09 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Tak hanya dari Blitar, tetapi dari sejumlah daerah, seperti Yogyakarta, Ponorogo, Pacitan, bahkan Jakarta. Mereka melakukan ritual melekan di gubuk Mbah Arjo.

"Biasanya para tamu lapor ke desa, bahkan perangkat kami sering kali yang mengantar tamu-tamunya Mbah Arjo. Kalau ada melekan 1 Suro, malah kami yang meminjami genset karena tempat tinggalnya belum terjangkau listrik," tutur Widodo, Kades Gadungan.

Baca Juga: 5 Fakta di Bangunan Kuno di Lamongan, Erat dengan Raja Airlangga hingga Terkenal Angker

5. Mengaku alami erupsi Gunung Kelud tahun 1990

Mbah Arjo mengaku telah mengalami Gunung Kelud meletus sebanyak enam kali. Namun, ia lupa detail tahunnya.

Ia hanya mengingat letusan yang paling dashyat pada 1990. Saat itu, dirinya sudah tinggal di lereng gunung tersebut.

Saat Gunung Kelud meletus, ia tak mau dievakuasi dan tetap tinggal di gubuknya itu bersama anaknya.

"Padahal, saat itu ketebalan abu di desa kami saja sampai 1 meter. Namun, ketika mau dievakuasi, Mbah Arjo enggak mau. Malah bilang, 'saya enggak usah dievakuasi karena saya sudah kenal semua dan teman saya di sini banyak'. Padahal, di gubuknya itu ia hanya tinggal berdua dengan anaknya. Namun, katanya temannya banyak," papar Widodo.

Baru saat terjadi letusan Genung Kelud pada 2014, Mbah Arjo dan anaknya dievakuasi paksa meski sempat menolak.

Warga khawatir Mbah Arjo terkena imbas dari letusan karena jika meluap, kali lahar akan lewat di depan tempat tinggal Mbah Arjo.

"Katanya, saya enggak usah dibawa pergi, wong di sini saya sudah ada yang memayungi. Tapi, kami enggak tega. Ya saat itu kami ke balai desa," ungkapnya.

Baca Juga: [POPULER NUSANTARA] Mbah Arjo Berusia 193 Tahun Meninggal Dunia | Istri Ketua KPU Cianjur Disekap

 

6. Cara punya umur panjang versi Mbah Arjo

Ilustrasi air putihYSedova Ilustrasi air putih

Soal tips hidupnya, dalam usia tua masih sehat, Mbah Arjo mengaku tak punya tips khusus.

Setiap hari, ia hanya makan sayuran yang ditanam sendiri dan banyak minum air putih. Ia tidak pernah makan lauk-pauk karena memang tidak ada yang dimakan.

"Pesan saya jangan banyak pikiran agar tak selalu kepikiran. Jangan menyakiti orang supaya tak jadi beban. Seperti saya tinggal di sini ini. Siapa yang saya sakiti wong tak ada orang lain selain anak saya," ujar dia.

Selama hidupnya, ia mengaku baru setahun ini merasakan sakit pada kakinya yang tiba-tiba tak bisa digerakkan.

Padahal, sebelumnya ia masih bisa menanam sayur-sayuran, seperti bayam, mencari kayu bakar, mandi ke sungai yang ada di belakang rumahnya.

"Saya ini enggak pernah sakit, bahkan pilek (flu) saya enggak pernah. Soal makanan, ya seadanya. Wong saya sering puasa karena memang keadaannya tak ada yang dimakan lebih kecuali minum air putih dan makan apa yang ada," ujar dia.

Baca Juga: Pria yang Tewas di Gunung Rinjani Diduga Masuk ke Hutan dalam Keadaan Linglung

Sumber: KOMPAS.com (Rachmawati)/ Tribunnews (Imam Taufiq)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com