Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Ibu dengan Anak Penyintas Leukemia, Dampingi dan Saling Berbagi

Kompas.com - 24/02/2019, 11:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

Yusuf menjalani kemoterapi selama 12 kali dan dia juga sempat menerima transfusi darah yang tidak cocok sehingga menyebabkan gatal di sekujur tubuh, bahkan sebelum transfusi darah selesai.

Eko juga mengaku melihat detail darah yang akan dimasukkan ke dalam tubuh anaknya karena hampir saja anaknya mendapatkan donor darah untuk thalasemia bukan leukemia.

"Saat saya cek, lho kok thalasemia. Akhirnya saya tukar. Setiap penjelasan dokter selalu saya ingat-ingat jadi lama-lama hapal istilah-istilah buat leukemia," ungkap Eko sambil tersenyum.

Hampir 4 tahun, Eko mendampingi Yusuf melawan kanker leukemia hingga akhinya pada tahun 2015, Yusuf sudah lepas dari obat namun dia tetap mengawasi aktivitas anaknya agar kesehatannya tetap stabil.

Baca juga: Peraih 6 Medali Emas Asian Games 2018 Idap Leukemia

Yusuf juga harus menunda sekolahnya setahun saat masuk SD, sehingga saat rekan seusianya sudah duduk di bangku SMP, Yusuf masih kelas 6 SD.

Selain itu Eko juga mengabulkan keinginan anaknya untuk dikhitan setelah dinyatakan sembuh.

Saat itu, HB Yusuf dalam kondisi bagus, namun, pascakhitan, Yusuf mengalami pendarahan hebat sehingga diminta untuk di rujuk ke Surabaya.

"Saat itu saya berdoa dan seperti mukjizat, Pagi dikhitan lalu pendarahan hebat. siang hari pendarahan berhenti sehingga tidak perlu di bawa ke Surabaya," jelasnya.

Selain itu, Yusuf juga pernah mimisan saat ikut bela diri sehingga Eko sempat melarang anaknya untuk berolahraga berat.

"Sekarang dia kelas 6 SD dan bilang ingin jadi dokter anak khusus kanker. Saya mengaminkan. Sepertinya nggak mungkin karena kami bukan orang kaya. Tapi namanya keajaiban. Siapa yang tahu. Melihat anak saya sekarang sudah sehat kadang saya tidak percaya," jelasnya.

Sambil menunjukkan foto anaknya, Eko menceritakan jika tubuh Yusuf tinggi dan hampir sama seperti dirinya.

"Sekarang dia sekolah dan langsung les. Aktivitasnya sama dengan teman-temannya hanya jangan sampai kecapaian," jelasnya.

Saling menguatkan

Selain Eko Darwati yang berjuang mendampingi anaknya penyintas leukemia, ada juga Nurul Qomariah (40).

Sejak tahun 2006, Nurul mendampingi anaknya Muhammad Maulana Hazrat Mohani yang divonis leukemia di usia 4 tahun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com