Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Ibu dengan Anak Penyintas Leukemia, Dampingi dan Saling Berbagi

Kompas.com - 24/02/2019, 11:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Presiden Joko Widodo menjenguk Istri Presiden Ke-6 RI, Ani Yudhoyono yang tengah dirawat di Singapura. Kedatangan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi disambut Hatta Rajasa dan Agus Harimurti Yudhoyono. Dalam visual yang kami dapatkan dari Juru Bicara Partai Demokrat, Imelda Sari juga tampak petinggi Partai Demokrat yang ikut menyambut Presiden Jokowi. Ani Yudhoyono sebelumnya dinyatakan menderita penyakit kanker darah dan dirawat di Singapura sejak 9 Februari lalu. Presiden berangkat ke Singapura sekitar pukul 13.30 siang. Presiden bersama dengan rombongan berangkat untukmenjenguk Ani Yudhoyono. Berdasarkan diagnosis tim dokter National University Hospital, Ibu Ani menderita kanker darah atau leukemia. Presiden Joko Widodo dan istri mengaku mengkhususkan diri untuk menjenguk langsung Ani Yudhoyono di Singapura. Presiden ingin mendoakan kesembuhan Ani Yudhoyono sekaligus bertemu dengan Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang hingga kini masih berada di Singapura.

Kepada Kompas.com, Nurul berkisah, saat itu hampir 4 bulan ia menginap di salah satu rumah sakit di Surabaya dan menghabiskan uang lebih dari Rp 60 juta yang mengakibatkan dia harus berhutang dan menjual beberapa barang pribadinya untuk biaya pengobatan anaknya.

Mohani menjalani kemoterapi selama 3 tahun dan pada tahun 2012 sudah lepas obat dan dinyatakan sehat.

Pengalamannya memiliki anak menderita leukemia, membuat Nurul memilih menjadi relawan untuk mendampingi keluarga yang anaknya menderita kanker, terutama yang menjadi suspect kelainan darah.

"Pengalaman selama menemani anak sendiri ingin saya bagikan kepada orang lain, terutama membantu mereka yang sebagian besar berasal dari kalangan menengang ke bawah seperti mengurus surat keterangan miskin karena terkadang administrasi yang sedikit ribet," jelasnya.

Baca juga: Janji Denada Jika Putrinya Sembuh dari Leukemia

Perempuan yang menjadi Ketua Paguyuban Kanker Anak Jawa Timur Cabang Banyuwangi ini mengaku ada beberapa pasien dampingannya yang telat ditangani karena kesulitan saat mengurusi adminitrasi terutama saat mengurus surat keterangan miskin.

Selain itu, Nurul juga menjelaskan sepengetahuannya, sejak tahun 2006 hanya ada dua orang penyitas anak kanker leukemia yaitu anaknya dan Yusuf yang berhasil lepas obat dan hidup sehat seperti anak pada umumnya.

Total, ada sekitar 30-an lebih pasien yang dia dampingi mulai dari berusia 3 tahun sampai 14 tahun. Nurul juga mencatat detail setiap pasien yang dia dampingi di buku besar miliknya.

"Walaupun tidak semuanya sehat seperti Mohan dan Yusuf, bahkan ada yang meninggal tapi paling tidak saya sudah melakukan sesuatu untuk mereka," jelasnya.

Eko Darwati sendiri mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Nurul yang terus mendampingi selama anaknya di rawat.

Bahkan melalui telepon, Nurul juga mengarahkan ruangan-ruangan yang harus didatangi di Surabaya saat menemani anaknya berorabat pertama kali.

"Sesama perempuan yang memiliki anak yang menderita kanker ya harus saling berbagi. Saling menguatkan. Saya juga melakukan hal yang sama kepada keluarga yang anaknya kena kanker. Yang penting usaha dan jangan patah semangat. Keajaiban itu selalu ada," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com