Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman DBD, Waspada Oknum Penjual Abate Berkeliaran di Sumedang

Kompas.com - 03/02/2019, 16:36 WIB
Aam Aminullah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dimanfaatkan oknum warga untuk jual paksa obat abate.

Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang saat ini, total penderita DBD mencapai 193 orang, dan 2 meninggal dunia.

Warga Desa/Kecamatan Cimalaka, Neng Tina (37) mengaku terpaksa membeli obat abate tersebut karena penjual memaksa.

"Katanya itu tiap warga diwajibkan membeli obat abate sebanyak tiga buah. Harganya Rp 8.000. Awalnya saya menolak, tapi dia (penjual) memaksa dan mengaku dari pihak dinas kesehatan," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (3/2/2019).

Baca juga: Bupati Kaget Saat Tahu Warganya Meninggal karena DBD

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Anna Sabana mengimbau warga untuk tidak membeli obat abate yang ditawarkan oknum tersebut.

"Kami imbau kepada warga agar waspada kepada orang yang berkeliling, menawarkan obat abate. Apalagi mengatasnamakan dari dinas kesehatan atau puskesmas," ujar Anna.

Anna menuturkan, sebaiknya warga menolak obat abate yang dijual oknum tersebut. Sebab, dikhawatirkan obat tersebut palsu.

"Jika ada warga yang membutuhkan obat abate, silakan langsung datang ke Puskesmas. Itu gratis, tidak diperjualbelikan. Di tiap puskesmas se-Sumedang sudah tersedia," tegasnya.

Baca juga: Penderita DBD di Kediri Tinggi, Permintaan Ikan Cupang Meningkat

Anna menyebutkan, penggunaan obat abate untuk membunuh jentik nyamuk di bak mandi di tiap rumah warga. Bak mandi yang dimaksud adalah yang berukuran besar, bukan untuk bak mandi kecil yang dapat dikuras dengan mudah tiap saat.

"Warga yang mengakses obat abate ke puskesmas akan diberikan obat abate itu secara cuma-cuma sesuai kebutuhan. Nanti juga, jika memang di rumah warga ditemukan ada jentik nyamuk, petugas di Puskesmas akan melakukan survei langsung ke rumah warga," tuturnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com