KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Desa Kunjir dan Desa Way Muli di Lampung Selatan, pada hari Rabu (2/1/2019). Desa tersebut menjadi wilayah paling parah terkena dampak tsunami Selat Sunda pada hari Sabtu (22/12/2018) lalu.
Saat bertemu dengan para warga, Presiden Jokowi mengajak berbincang di bawah pohon dan menawarkan relokasi. Menurut Jokowi, warga akan lebih aman dan tenang di permukiman baru.
Selain itu, warga korban bencana tsunami Selat Sunda di Banten dan Lampung diresahkan dengan ancaman gigitan ular. Setidaknya, sudah ada 14 kasus gigitan ular pasca bencana tsunami.
Berikut ini fakta di balik kunjungan Presiden Jokowi di lokasi bencana tsunami Selat Sunda:
Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, mengunjungi daerah terdampak tsunami di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu (2/1/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi berdiskusi dengan warga Desa Kunjir, sambil duduk di bawah pohon. Jokowi pun menawarkan rencana pemerintah untuk merelokasi rumah warga yang berada di pesisir pantai.
"Nanti mau ya untuk direlokasi?" tanya Jokowi kepada warga.
Warga menyampaikan kepada Jokowi bahwa ada yang menerima dan belum, mengingat tempat tinggalnya saat ini merupakan kawasan tempat wisata yang selalu ramai.
Hal itu membuat warga resah apakah di tempat baru akan mudah untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka.
Baca Juga: Diskusi dengan Korban Tsunami di Lampung Selatan, Jokowi Tawarkan Relokasi
Saat bertemu dengan warga korban bencana di Desa Way Muli dan Desa Kunjir, Jokowi menyampaikan rencana relokasi bagi warga korban tsunami.
Jokowi mengatakan, ada tanah seluas 2 hektar yang berjarak 400 meter dari lokasi terdampak tsunami. Lokasi tersebut direncanakan akan menjadi tempat tinggal baru warga korban bencana tsunami.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menerima penjelasan tentang sebaran lokasi yang terdampak tsunami di Lampung Selatan. Selain itu, Jokowi telah melihat bangunan-bangunan yang hancur.
"Saya sudah sampaikan ke Bupati Lampung Selatan, Gubernur (Lampung), Menteri PU, dan ke BNPB agar segera dilakukan penanganan, terutama setelah evakuasi selesai," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga: Kata Jokowi, Pemerintah Akan Bangun Rumah untuk Korban Tsunami di Lokasi yang Lebih Aman
Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke Lampung Selatan berjanji akan merelokasi dan merehabilitasi rumah terdampak bencana tsunami Selat Sunda.
"Relokasi dan rehabilitasi akan kami lakukan secepatnya, paling lambat tiga bulan selesai," kata Joko Widodo, Rabu (2/1/2019).
Saat ini, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Lampung terus berkoordinasi dalam penanganan korban tsunami, seperti penanganan pengungsi, layanan kesehatan, dan pendataan terkait sarana dan prasarana yang rusak.
Sementara itu, berbagai bantuan juga terus berdatangan. Hingga saat ini, total penerimaan bantuan tunai dari 146 donatur sekitar Rp 1,658 miliar.
Selain itu, juga diterima bantuan logistik dari 334 donatur berbagai jenis barang, seperti makanan, pakaian, obat-obatan, selimut, ataupun alat mandi.
Berdasarkan data, di wilayah pantai pesisir Lampung Selatan terdapat dua desa terdampak tsunami Selat Sunda yang banyak menelan korban jiwa yaitu Desa Kunjir dan Way Muli.
Baca Juga: Jokowi Akan Relokasi dan Rehabilitasi Daerah Terdampak Tsunami di Lampung Selatan dalam 3 Bulan
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Kemensos memiliki program penanganan korban tsunami yang diberi nama Program Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam.
Adapun program ini memiliki tiga tahap, yakni pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Untuk tahap pra-bencana beberapa logistik, dan sarana pun telah disediakan.
Selain itu, Kemensos juga melakukan program rehabilitasi sosial. Program ini merupakan program refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, bencana mengakibatkan beberapa orang mengalami trauma baik kondisi fisik maupun psikis.
Kemensos menerjunkan 19 satuan bhakti pekerja sosial (Sakti Peksos) di Banten dan Lampung. Adapun tugas Sakti Peksos adalah memastikan reunifikasi, atau mempertemukan anak yang terpisah karena tsunami agar berkumpul kembali dengan keluarganya.
Baca Juga: Ini Upaya Kemensos dalam Penanganan Bencana Tsunami Selat Sunda
Kasus gigitan ular muncul pasca- tsunami Selat Sunda yang terjadi di beberapa wilayah pengungsian yang ada di Banten dan Lampung.
Berdasar informasi dari situs resmi Kemenkes, tercatat ada 14 kasus gigitan ular pada 22-31 Desember 2018 di Pandeglang, Banten.
Dokter emergency, dr Trimaharani, menyampaikan, kasus tersebut ditemukan di beberapa layanan fasilitas kesehatan.
"Kasus di Puskesmas Munjul ada tiga, di Puskesmas Labuan dua kasus, Puskesmas Panimbang satu, di Puskesmas lain tiga, Rumah Sakit Berkah satu, dan Puskesmas Cibitung empat. Jadi total 14 kasus," kata dr Tri dalam keterangan tertulis, Rabu (2/1/2019).
Tri mengatakan, kondisi korban membaik dan hanya butuh observasi dan penatalaksanaan yang ketat dan tepat.
Ia bersama dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melakukan pelatihan penatalaksanaan korban gigitan ular kepada tenaga kesehatan di pengungsian, seperti Dinas Kesehatan Pandeglang, Rumah Sakit Berkah, dan Rumah Sakit Umum Daerah dr Dradjat Prawiranegara, Serang.
Baca Juga: Pasca-Tsunami Selat Sunda, Muncul Kasus Gigitan Ular di Pandeglang
Sumber: KOMPAS.com (Mela Arnani, Retia Kartika Dewi, Eni Muslihah, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.