Warga dihebohkan dengan kemunculan harimau sumatera di kawasan Pasar Desa Pulau Burung, Kecamatan Pulau Burung, Inhil.
Harimau jantan yang berusia tiga tahun dinamai Atan Bintang berulang kali keluar masuk dari hutan ke pasar tersebut, hingga akhirnya terjebak di kolong ruko pasar.
Proses evakuasi cukup sulit. Petugas BBKSDA Riau bersama kepolisian dan TNI berupaya mengevakuasi harimau dari kolong yang sempit itu. Namun, pada 16 September 2018, Atan Bintang berhasil dievakuasi setelah ditembak bius.
Selanjutnya, Atan Bintang dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Sumatera Barat untuk dilakukan observasi.
Baca juga: Harimau Sumatera Atan Bintang Doyan Minum Air Gambut
Kepala BBKSDA Riau Suharyono mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan harimau masuk ke permukiman masyarakat.
"Barang kali sudah saya sampaikan berkali-kali, fregmentasi habitat ya, pertama. Kemudian perubahan fungsi kawasan hutan tempat ruang hidup dia berubah menjadi tanaman yang membuat dia tidak nyaman," ujar Suharyono dalam wawancara dengan Kompas.com, Sabtu (17/11/2018) lalu.
Kedua, kata dia, proses fregmentasi tadi juga berakibat pada ketersediaan pakan harimau sumatera.
"Perburuan yang semakin banyak di Provinsi Riau membuat pakannya berkurang. Sehingga dia keluar dari habitatnya mencari makan. Ketemu anjing, dia makan anjing, ketemu ayam, ya makan ayam, begitu," ujar Suharyono.
Baca juga: 3 Fakta Unik Harimau Sumatera Atan Bintang, Disebut Pintar hingga Sulit Dievakuasi
Menurut dia, kalau tersedia pakan yang cukup di habitatnya, tidak ada binatang yang rakus sebenarnya, karena binatang akan makan sesuai dengan kebutuhannya.
"Harimau tidak akan menumpuk makanan dan makan secukupnya," kata Suharyono.
Sebagaimana diketahui, harimau sumatera adalah satwa yang dilindungi UU nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Namun, satwa ini terancam punah akibat perburuan liar dan juga perubahan fungsi hutan.