Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Sepasang Gading Stegodon di Majalengka, Panjang 3 Meter hingga Kendala Dana

Kompas.com - 12/12/2018, 13:41 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Mika memperkirakan, penyebab kematian stegodon ini karena terperosok, pasalnya stegodon ditemukan di sedimen yang berupa lempung.

Baca Juga: 60 Persen Fosil Manusia Purba Dunia Ditemukan di Indonesia

3. Kendala eskavasi, cuaca buruk dan banjir

Proses ekskavasi fosil membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Fosil gading tersebut berada berada pada batuan pejal dan keras.

Di samping itu, cuaca pun menjadi salah satu kendala, sebab saat ekskavasi sering turun hujan. Banjir bandang pun sempat terjadi dan membuat para lokasi galian fosil terendam banjir.

Akibatnya, fosil menjadi rapuh, begitu juga batu lempung menjadi tambah liat sehingga menyulitkan ekskavasi pengambilan fosil. Sehingga, para ahli terpaksa menghentikan ekskavasi sambil menunggu air surut.

Setelah seharian ekskavasi, akhirnya fosil gading stegodon dapat diangkat, tetapi dalam keadaan lapuk dan rapuh sehingga hancur terfragmentasi.

Tim Paleontologi ITB, membawa fosil ke Museum Geologi Bandung untuk restorasi dan rekonstruksi.

"Adapun pengambilan sangat sulit karena pada saat itu cuaca sedang tidak bersahabat, hujan deras, di sini pun (fosil) banyak yang tidak bisa keangkat secara utuh," kata Nur Rochim, salah satu tim teknisi ekskavasi.

Baca Juga: Dunia Mengakui Arkeologi Indonesia, tetapi Pemerintah Berdiam Diri

4. Eskavasi lanjutan membutuhkan dana

Sebuah fosil hewan laut yang ada di Etalase Taman Batu di Mulo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (13/11/2018).KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Sebuah fosil hewan laut yang ada di Etalase Taman Batu di Mulo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (13/11/2018).

Tim ahli menemukan fosil gading stegodon di Majalengka ternyata sepasang. Artinya, ada kemungkinan masih ada fosil lain di bawah gading tersebut.

Menurut Dr. Yan Rizal sebagai dosen dan anggota tim, proses ekskavasi lanjutan perlu dilakukan, namun juga membutuhkan dana yang cukup besar. 

Temuan ini sangat penting untuk melihat fosil utuh stegodon dan untuk penelitian lanjutan.

Selama ekskavasi di lapangan, transportasi fosil ke Bandung dan rekonstruksi/restorasi dilakukan oleh para ahli dari Museum Geologi – Badan Geologi Bandung yang juga dapat terlaksana atas bantuan finansial dari LAPI ITB.

Kini fosil tersebut dipajang di lobi Prodi Teknik Geologi ITB.

Baca Juga: Kurangi Kendaraan Berbahan Bakar Fosil, UI Akan Gunakan Bus Listrik

5. Diduga banyak fosil purba di lokasi penemuan

Seorang siswa sedang melihat bebatuan mengandung emas di pameran geologi Bandung di hotel Santika Banyuwangi Kamis (5/4/2018)KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Seorang siswa sedang melihat bebatuan mengandung emas di pameran geologi Bandung di hotel Santika Banyuwangi Kamis (5/4/2018)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com