Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maman Si Peternak Lele Asal Indramayu, Kena Tipu Pengepul Ratusan Juta Rupiah hingga Teknik Digital E-Fishery

Kompas.com - 11/12/2018, 18:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

“Panen dilakukan siang menjelang sore seperti hari ini. Sampai Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, atau Bekasi, malam,” tutur Sarman yang akrab dipanggil Juragan Maman.

Maman menceritakan usaha lelenya mulai meningkat di tahun 2010. Setiap tahun jumlah kolamnya selalu bertambah. Hingga saat ini dirinya memiliki 200 kolam yang rata-rata luasnya sekitar 500 persegi.

Jumlah tersebut belum termasuk kolam yang digadaikan kepadanya.

Baca Juga: Cerita Jokowi Tergiur Cara Ternak Kambing dengan Omset Ratusan Juta

3. Pendapatan kotor Maman mencapai ratusan juta

Dari 200 kolam milik Maman, 100 di antaranya ia urus sendiri, sedangkan 100 lainnya diserahkan kepada 10 pekerja tetap yang bertugas merawat lele sejak larva sampai panen.

“Sebanyak 10 pekerja lainnya saya bayar harian untuk membersihkan kolam termasuk mengganti air. Mereka bekerja untuk 200 kolam saya ditambah sekitar 100 kolam milik peternak lainnya yang digadaikan pada saya,” tutur Maman. 

“Ke-20 pekerja ini bekerja mulai pukul 08.00–16.30. Untuk pekerja harian, tidak setiap hari bekerja. Mereka bekerja sesuai kebutuhan,” ucap Maman.

Saat ini, setiap hari Maman memanen lele lebih dari 7 ton. Jika harga terendah sekilogram lele dari peternak Rp 15.000 seperti sekarang, maka pendapatan kotor Maman setiap hari 7.000 x Rp 15.000 = Rp 105 juta.

Baca Juga: Atasi Sampah, Kota Bandung Terapkan Teknologi “Peuyeumisasi”

4. Kena tipu para pengepul hingga jutaan rupiah lenyap

Ilustrasi pencuriSHUTTERSTOCK Ilustrasi pencuri

Selain Sarman, ada tiga juragan lele sekelas Maman di Desa Krimun dan dua orang dari Desa Puntang.

Sarman menceritakan, meskipun pendapatan kotornya sudah mencapai ratusan juta rupiah, namun kadang dirinya masih terkena tipu oleh pengepul lele.

“Tapi jangan bayangkan usaha budidaya lele ini selalu lancar ya. Sampai sekarang saya masih sering tertipu para pengepul lele di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), terutama Jakarta. Saat ini uang saya yang masih tercecer di antara mereka masih sekitar Rp 500 juta. Puluhan juta lainnya lenyap,” ungkapnya.

Maman mengatakan, saat satu truk lele dibawa ke pengepul, lele hanya dibayar separuh bahkan kadang sepertiga dari harga yang sudah disepakati. Saat satu truk lele berikutnya dibawa lagi, pengepul bahkan nyaris membatalkan pembelian, kecuali boleh berutang.

“Saya tidak bisa membawa pulang kembali lele yang sudah tiba di lokasi. Sebab, itu berarti merusak jadwal tabur benih dan panen lele saya secara keseluruhan,” ucap Maman.

Saat ditagih karena hutang sudah menumpuk, biasanya para pengepul tersebut menghilang tanpa jejak.

Baca Juga: Ini Cerita Menteri Rini Bertemu Peternak Puyuh Beromzet Rp 1 Miliar per Bulan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com