Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyiknya Mengamati Burung Kuntul Kecil saat Berbiak

Kompas.com - 11/12/2018, 16:33 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com –  Bangau putih yang sering terlihat di sawah yang tergenang air atau pinggiran danau adalah burung yang paling banyak dilihat orang.

Selain warnanya putih bersih, juga badannya yang lebih besar dari burung-burung lain sehingga lebih membekas di ingatan.  Karena seringnya terlihat, sering orang mengabaikan keunikan burung ini.

Bagi pengamat burung (birdwatcher), burung ini biasa disebut kuntul kecil (Egretta garzetta) atau little egret yang menyukai lahan basah. Biasa ditemukan di sungai atau sawah berair yang sedang dibajak untuk mencari makan dalam jumlah besar, mulai belasan hingga ratusan ekor.

Dalam kerumunan, kadang-kadang dijumpai jenis lain yang ikut mengelompok. Paruhnya yang runcing sangat cekatan mematok mangsa dalam air, seperti ikan atau hewan lainnya.

Baca juga: Ingin Mengamati Burung Air? Danau Limboto Tempat Terbaik

“Uniknya dalam masa berbiak, kuntul kecil ini muncul bulu-bulu tambahan berupa rumbai-rumbai  di sekitar leher punggung dan sayap,” kata Hanom Bashari, Hanom Bashari, spesialis kenaekaragaman hayati Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), Selasa (11/12/2018).

Hanom Bashari mengungkap, kuntul kecil ini umumnya berbiak pada bulan Maret hingga Juli. Pada rentang waktu ini biasa banyak ditemukan burung kuntul kecil dengan kondisi fisik bulunya yang berumbai-rumbai.

“Ada bulu yang berjumbai panjang di belakang kepalanya, ayo silakan perhatikan ya,” ajak Hanom Bashari.

Kulit mukanya juga terlihat berwarna merah jambu pada waktu berbiak. Sementara pada kondisi tidak berbiak berwarna kuning kehijauan.

Baca juga: Di RTH Ini Ditemukan Koloni Burung Gelatik Jawa Terbesar di Luar Jawa

Jumbai 2 helai bulu yang panjang ini menjadi ciri khas kuntul kecil saat memasuki masa berbiak.Di luar masa berbiak sebenarnya ada jumbai ini namun tidak panjang atau bahkan tidak terlihat.

Di Pulau Sulawesi umumnya masih di dominasi kuntul kecil pendatang dari daerah utara, wilayah Asia Timur seperti China,  Jepang dan Korea. Namun di pulau lain di Indonesia burung ini banyak yang sudah tercatat sebagai burung penetap.

“Jadi burung ini ada yang migran, juga ada yang penetap. Di Sulawesi masih banyak yang tercatat jenis yang migran, secara umum kelompok migran non-breeding” jelas Hanom Bashari.

Salah satu keunikan lain adalah saat terbang berkelompok, burung ini membentuk formasi huruf V, bisa disaksikan saat terbang ke tempat beristirahatnya saat sore.

Secara fisik, kuntul kecil memiliki tubuh berukuran sekitar 60 cm, berparuh hitam dan warna kaki gelap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com