"Kakak saya ini sangat baik dan sangat dekat dengan keluarga. Dia juga sangat sayang dengan anak-anaknya yang masih kecil itu. Jelas kami merasa sangat kehilangan atas kepergian almarhum," kata Jonathan pilu.
Jonathan menceritakan, sang kakak berangkat ke Papua untuk mengerjakan proyek jembatan sebagai buruh bersama delapan orang rekannya di bawah bendera PT Istaka Karya.
Baru tiga pekan Faiz berada di sana untuk bekerja sampai kemudian keluarga mendengar kabar bahwa Faiz dan kedua adiknya tewas di tangan kelompok kriminal bersenjata yang menyerang dengan membabi buta.
Baca Juga: Pembantaian di Nduga Papua, Keluarga Ini Kehilangan 4 Anggota Keluarga Sekaligus
Puluhan kerabat dan keluarga korban menangis histeris saat peti jenazah tiba Carly Zatino tiba di rumah duka. Carly adalah salah satu dari tujuh warga Toraja Utara yang tewas dalam pembantaian oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang tabah dan kuat. Anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Yulianti Sandana dan Esron Duma adalah satu-satunya tulang punggung keluarga.
Di mata keluarga, pria yang kerap disapa Calling ini dikenal sangat baik dan ramah. Almarhum sempat berjanji kepada sang ibu untuk pulang di hari ulang tahunnya tahun depan.
“Carly selama 2 tahun terakhir merantau sejak ayahnya jatuh sakit. Selama di Papua, dia mencari uang untuk membiayai adik-adiknya menggantikan Bapaknya menafkahi kami. Anakku ini adalah orang yang baik,” ujar Yulianti, sang ibu.
Jenazah Carly tiba bersama enam jenazah warga Toraja Utara lainnya yang juga menjadi korban dalam peristiwa yang sama.
Baca Juga: Ibu Korban Pembantaian Nduga Papua: Anakku Ini Orang Baik, Dia Cari Nafkah untuk Kami...
Jenazah Emanuel Bano, tiba di Kefamenanu, pada pukul 19.30 Wita. Sebelumnya, jenazah tiba di Bandara El Tari Kupang pada pukul 14.30 Wita.
Setelah itu, jenazah diantar oleh keluarga dari Kupang menuju Kefamenanu yang berjarak sekitar 196 kilometer menggunakan mobil ambulans.
Saat tiba di pertigaan Kampung Tunbakun yang berjarak kurang lebih 300 meter dari rumah duka, warga setempat berjejer di sepanjang jalan sambil memegang bendera merah putih dan lilin.
Emanuel adalah korban pembantaian kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Baca Juga: Warga Berjejer Sambil Pegang Bendera Merah Putih Sambut Jenazah Korban Pembantaian KKSB