Caranya, desa dapat membeli material dan menggunakan tenaga kerja setempat.
"Dana desa jangan kembali ke kota, apalagi ke Jakarta. Jangan. Berputar saja terus, agar di desa saja," tandasnya.
Baca Juga: Jokowi: Dana Desa Besar, Jangan Kembali ke Kota atau ke Jakarta...
Saat Jokowi meminta perwakilan kepala desa dan pendamping desa maju ke atas panggung, Jokowi memilih warga yang berasal dari Kota Susu, Boyolali.
"Ada Boyolali nggak? Boyolali mana. Coba maju," kata Jokowi.
Tidak berselang lama, datang dua orang naik ke panggung. Salah satu kepala desa laki-laki bernama Sugeng unjuk diri maju ke depan diikuti salah seorang pendamping desa perempuan bernama Wulandari.
"Boyolali ya. Boyolali juga?" tanya Presiden. "Iya," jawab Wulan, yang kala itu reflek mencium tangan Jokowi.
Setelah berada di panggung, Jokowi berceloteh bahwa dirinya juga lahir di Boyolali.
"Sebelah kiri Boyolali, kanan Boyolali, ini (menunjuk diri) juga Boyolali," sahut Jokowi, disambut gemuruh peserta.
Setelah memberikan sejumlah pertanyaan, ternyata Jokowi tidak membagikan sepeda seperti biasanya. Namun, Wulan diberi kesempatan berswafoto di atas panggung bareng Jokowi.
"Ini tampang Boyolali," ucap Wulan, yang kemudian disambut tawa dari mulut Jokowi.
"Hehe Hehe. Saya jadi lupa bertanya," ucap Jokowi sembari lengan kanannya memegang jidat.
Baca Juga: Jokowi Tertawa dan Lupa Bertanya Saat Dengar "Tampang Boyolali"
Presiden Jokowi menghadiri acara GP Ansor saat Peringatan Hari Maulud Nabi Muhammad SAW di Alun-Alun Kajen, pada hari Kamis (22/11/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menegaskan peranan Gerakan Pemuda (GP) Ansor dalam menegakkan Pancasila, Bhinekka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45 di Indonesia.