KOMPAS.com - Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah diwarnai dengan sejumlah cerita unik.
Salah satunya saat Jokowi terbahak-bahak mendengar ucapan "tampang Boyolali" dari salah satu warga yang diundangnya di panggung.
Peristiwa tersebut terjadi saat Jokowi menghadiri acara Sarasehan Pengelolaan Dana Desa di Gedung PRPP Semarang.
Berikut sejumlah kejadian saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di Kota Semarang dan sekitarnya.
Presiden RI Joko Widodo menyatakan, desa adalah bintang utama dari pembangunan Indonesia selama 4 tahun ia menjabat. Membangun desa sama artinya dengan membangun Indonesia sesungguhnya.
Hal itu disampaikan Jokowi di sela kegiatan Sarasehan Pengelolaan Dana Desa di Gedung PRPP Semarang, Kamis (22/11/2018).
"Desa itu ada di hati dan pikiran saya. Karena saya dari desa. 4 tahun ini fokus desa, sehingga desa jadi bintang utama pembangunan," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, pembangunan desa adalah pembangunan Indonesia sesungguhnya. Itu karena, negara ini terdiri dari 74 ribu desa.
Baca Juga: Jokowi Lepas Landas ke Jateng, Hadiri Acara Dana Desa dan Maulid Nabi
Pada 2015, dana desa pertama sebesar Rp 20 triliun. Pada 2018, dana desa Rp 60 triliun dan 70 triliun pada 2019.
"Naik naik terus, apa yang diharapkan?" kata Jokowi dalam pidatonya.
Jokowi membandingkan besaran dana desa dengan APBD Jawa Tengah 2019.
"Dana desa Rp 6,7 triliun itu besar sekali, APBD Jateng Rp 24 triliun," ucapnya.
Besarnya dana desa itu diharapkan agar terus berada di desa. Uang desa diminta jangan kembali ke kota atau kembali ke Jakarta.
Caranya, desa dapat membeli material dan menggunakan tenaga kerja setempat.
"Dana desa jangan kembali ke kota, apalagi ke Jakarta. Jangan. Berputar saja terus, agar di desa saja," tandasnya.
Baca Juga: Jokowi: Dana Desa Besar, Jangan Kembali ke Kota atau ke Jakarta...
Saat Jokowi meminta perwakilan kepala desa dan pendamping desa maju ke atas panggung, Jokowi memilih warga yang berasal dari Kota Susu, Boyolali.
"Ada Boyolali nggak? Boyolali mana. Coba maju," kata Jokowi.
Tidak berselang lama, datang dua orang naik ke panggung. Salah satu kepala desa laki-laki bernama Sugeng unjuk diri maju ke depan diikuti salah seorang pendamping desa perempuan bernama Wulandari.
"Boyolali ya. Boyolali juga?" tanya Presiden. "Iya," jawab Wulan, yang kala itu reflek mencium tangan Jokowi.
Setelah berada di panggung, Jokowi berceloteh bahwa dirinya juga lahir di Boyolali.
"Sebelah kiri Boyolali, kanan Boyolali, ini (menunjuk diri) juga Boyolali," sahut Jokowi, disambut gemuruh peserta.
Setelah memberikan sejumlah pertanyaan, ternyata Jokowi tidak membagikan sepeda seperti biasanya. Namun, Wulan diberi kesempatan berswafoto di atas panggung bareng Jokowi.
"Ini tampang Boyolali," ucap Wulan, yang kemudian disambut tawa dari mulut Jokowi.
"Hehe Hehe. Saya jadi lupa bertanya," ucap Jokowi sembari lengan kanannya memegang jidat.
Baca Juga: Jokowi Tertawa dan Lupa Bertanya Saat Dengar "Tampang Boyolali"
Presiden Jokowi menghadiri acara GP Ansor saat Peringatan Hari Maulud Nabi Muhammad SAW di Alun-Alun Kajen, pada hari Kamis (22/11/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menegaskan peranan Gerakan Pemuda (GP) Ansor dalam menegakkan Pancasila, Bhinekka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45 di Indonesia.
"GP Ansor menunjukan bahwa bangsa kita mewarisi keberanian para pejuang, ketulusan para pahlawan. GP Ansor tidak mudah ditakuti. Itulah semangat asli bangsa Indonesia," kata Presiden Jokowi, di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Dikutip dari Antara, Jokowi juga menekankan perbedaan itu ada dan nyata di tengah masyarakat Indonesia. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Itulah yang harus kita jaga karena aset terbesar bangsa adalah persatuan, kerukunan. Marilah kita jaga 'ukhuwah Islamiyah'," kata Jokowi.
Baca Juga: Dua Kampus Undip Akan Berdiri di Pekalongan
Jokowi beserta rombongan tiba di Pasar Grosir Setono, Pekalongan, sekitar pukul 17.00 WIB. Warga pun menyambut Jokowi dengan penuh antusias.
Meskipun hanya 30 menit di Pasar Setono, Presiden Jokowi memborong baju batik khas Pekalongan. Jokowi membeli baju batik seharga Rp 100 ribu.
"Ini saya beli, dapat tiga baju, tak perlu mahal kan ya produk lokal sendiri dan kualitasnya terjamin bagus," jelasnya secara singkat.
Selain membeli batik, Jokowi juga menerima ajakan warga yang menunggu kedatangan untuk berfoto.
Pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap para pedagang batik yang menggelar lapaknya di Pasar Grosir Setono.
"Batik di Kota Pekalongan Bagus-bagus dan harganya murah," kata Jokowi, dikutip dari Tribunnews.
Baca Juga: Pekalongan Siap Gelar Pekan Batik Nusantara
Sumber: KOMPAS.com (Fabian Januarius Kuwado, Nazar Nurdin)/Tribunnews/Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.