Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-gempa Sumenep, Status FB Berujung Hukum hingga Puluhan Korban Patah Kaki

Kompas.com - 12/10/2018, 15:35 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Ratusan rumah di Sumenep, Jawa Timur, rusak dan sejumlah warga mengalami luka patah kaki saat gempa 6,4 magnitudo mengguncang perairan Situbondo, Kamis (11/10/2018) dini hari.

Tiga warga Sumenep dilaporkan meninggal dunia karena tertimpa bangunan. Selain itu, seorang warga Situbondo harus berurusan dengan polisi karena status di Facebook-nya tentang gempa dianggap meresahkan masyarakat.

Berikut deretan fakta pasca-gempa di perairan Situbondo.

1. Gara-gara status Facebook, Arief harus berurusan dengan polisi

Pemilik akun FB di Situbondo saat dipanggil polisi karena dinilai meresahkan pada saat masyarakat Situbondo, Jawa Timur, diguncang gempa bermagnitudo 6,4.SURYA/Izi Hartono Pemilik akun FB di Situbondo saat dipanggil polisi karena dinilai meresahkan pada saat masyarakat Situbondo, Jawa Timur, diguncang gempa bermagnitudo 6,4.

Pemilik akun Facebook bernama Arief Septian Anugrah diperiksa polisi di Polsek Panji, Jawa Timur, karena membuat status tentang gempa di Situbondo bermagnitudo 6,4.

Pemeriksaan tersebut setelah Tim Cyber Troops menemukan indentitas pemilik akun FB dan memintanya hadir di Mapolsek Panji untuk memberikan klarifikasi.

Setelah mengakui, Arief diminta polisi untuk meminta maaf kepada masyarakat dalam bentuk video dan tulisan yang diunggah di akun pribadinya.

Selain itu, Arief juga membuat surat pernyataan dan berjanji tidak akan mengunggah sembarangan di media sosial dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Baca Juga: Tulis Status Meresahkan di Facebook soal Gempa Situbondo, Arief Dipanggil Polisi

2. Dampak gempa Situbondo, 246 rumah rusak

Gubernur Jatim bersama Kapolda Jatim dan Pangdam Brawijaya meninjau rumah rusak di Pulau Sapudi, Kamis (11/10/2018)Dokumentasi Polda Jatim Gubernur Jatim bersama Kapolda Jatim dan Pangdam Brawijaya meninjau rumah rusak di Pulau Sapudi, Kamis (11/10/2018)

Sebanyak 246 rumah warga di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tercatat mengalami kerusakan akibat gempa magnitudo 6,4 yang berpusat di timur laut Situbondo, Jawa Timur.

Rumah yang rusak tersebut tersebar di dua kecamatan di Pulau Sapudi, yakni di Kecamatan Gayam dan Kecamatan Nunggunung. Di Kecamatan Gayam, ada 210 rumah yang rusak.

"30 rumah rusak berat, 80 rumah rusak sedang, dan 100 rumah rusak ringan," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kamis (11/10/2018) sore.

Sementara di Kecamatan Nunggunung, ada 36 rumah warga yang rusak.

"Dari total rumah yang rusak, ada 2 rumah yang rata dengan tanah, dan mengakibatkan korban jiwa," katanya.

Baca Juga: 246 Rumah di Sumenep Rusak akibat Gempa Situbondo 6,4 Magnitudo

3. Gubernur Soekarwo: 3 pekan rumah rusak sudah diperbaiki

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, tiba di Sumenep menggunakan helikopter. Dok Pemprov Jatim Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, tiba di Sumenep menggunakan helikopter.

Soekarwo menargetkan 246 rumah rusak akibat gempa di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, rampung diperbaiki selama tiga pekan ke depan.

"Targetnya, tiga pekan ke depan perbaikan rumah rusak dan pembangunan rumah yang rusak berat sudah selesai. Besok bahan baku semen sudah bisa dikirim," katanya, Kamis (11/10/2018).

Selain itu, Soekarwo mengatakan, biaya perbaikan seluruhnya ditanggung Pemprov Jawa Timur. Pemprov juga akan melibatkan polisi dan Satuan Zeni Angkatan Darat.

"Malam ini sedang dihitung pasukan polisi dan Zeni yang akan dikirim ke Pulau Sapudi," ungkapnya.

Baca Juga: Soekarwo: 3 Pekan, Perbaikan Rumah Rusak Akibat Gempa Rampung

4. Korban patah tulang banyak terjadi di di Pulau Sapudi

Salah satu rumah milik warga di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Sumenep, yang ambruk setelah terjadi gempa pada Kamis (11/10/2018) dini hari.Dok Kecamatan Gayam Salah satu rumah milik warga di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Sumenep, yang ambruk setelah terjadi gempa pada Kamis (11/10/2018) dini hari.

Soekarwo berencana membangun rumah sakit sementara di Pulau Sapudi. Pasalnya, di daerah tersebut banyak korban gempa yang mengalami patah kaki dan enggan dibawa ke Sumenep.

Para korban mengalami patah kaki karena tertimpa material rumah, pasca-gempa magnitudo 6,4 yang berpusat di timur laut Situbondo pada Kamis (11/10/2018) pukul 01.44 WIB.

"Kesehatan yang mendesak, semua yang sakit gak mau dibawa ke sumenep, makanya nanti disiapkan rumah sakit sementara di Sapudi," kata Soekarwo,

"Saya lihat di sana banyak yang menderita patah kaki atau tangan, jadi membutuhkan pelayanan ortopedi," katanya.

Baca Juga: Di Pulau Sapudi, Banyak Korban Gempa Sumenep Alami Patah Kaki

Sumber: KOMPAS.com (Aprillia Ika, Achmad Faizal, Caroline Damanik)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com