Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Iman Suligi Perintis Kampoeng Batja Jember: Berkeliling Kota hingga Buka Sudut Baca Lansia

Kompas.com - 28/09/2018, 16:08 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Khairina

Tim Redaksi

Namun, lagi-lagi hal itu tidak berjalan lama. Waktunya habis tersita untuk mengurusi tugas barunya.

Saat itu Suligi dipercaya mengurus perpustakaan milik sebuah kampus di Jember. Praktis ini menyita waktu karena pagi di sekolah sore di kampus.

Pada tahun 2009, dia mulai menjalaninya secara penuh, yaitu saat Suligi sudah pensiun dari tempatnya mengajar.

Dari titik ini, Suligi leluasa berkiprah pada taman bacanya.

Arah perjuangannya mulai menemukan titik terang saat dirinya mendapat tawaran pembangunan dari suatu program pemerintah yaitu PNPM.

Idenya membangun taman baca mengalahkan beberapa ide lain seperti pavingisasi hingga pembangunan toilet.

"Saat itu awalnya program RT, tapi karena dianggap menarik, ditarik jadi program desa," ugkap Suligi.

Bantuan pembangunan yang dia dapat saat itu berupa karpet, 2 rak buku, serta kursi plastik. Meski sederhana, ini menjadi simbol atau penanda berdirinya taman baca

Buku-buku koleksi yang awalnya ada di teras rumah, bersamaan penggabungan buku bantuan tadi, mulai dipindah tempat ke tempat yang lebih luas. Tempat itu adalah yang ditempatinya saat ini.

Baca juga: Kisah Suligi Puluhan Tahun Kembangkan Kampoeng Batja Jember : Dari Teras hingga 10 Sudut Baca (2)

Perpindahan itu dilakukan dengan kegiatan besar-besaran bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mulai dari nonton bareng film Laskar Pelangi hingga orasi dari seorang dosen yang diundang.

Pada masa itu, setelah sekian kali nama taman bacanya berubah-ubah akhirnya menjadi satu dan terakhir karena bertahan hingga saat ini, yaitu Kampoeng Batja.

Menjaga Eksistensi Taman Baca

Mendirikan memang cenderung lebih mudah daripada merawatnya, menjaganya agar terus lestari. Hal ini betul-betul dirasakan oleh Suligi.

Untuk menjaga Kampoeng Batja tetap eksis, Suligi dituntut kreatif membuat kegiatan dan menjaga jejaring literasi. Jejaring tidak hanya dari lokal tapi juga lintas batas negara.

Itu dilakukannya selain menambah kawan juga untuk menyerap informasi-informasi kekinian tentang literasi.

Dari situ, telah beberapa kali Suligi bekerja sama dengan seniman asing untuk menggelar kegiatan bersama.

Di tingkat lokal, Suligi sudah banyak menggelar kegiatan dan banyak belajar dari kegiatan itu. Kegiatan-kegiatan itu mengajarkannya untuk terus berinovasi berjegiatan selanjutnya.

Misalnya saja, dia menuturkan, program sudut baca yang digelarnya, saat ini masih tetap eksis meski awalnya juga banyak pengorbanan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com