Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Yogyakarta Minta Pemkab Tegas soal Peternakan di Gunung Sewu

Kompas.com - 14/09/2018, 20:35 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Mesin pesawat tiba-tiba mati sehingga pilot berusaha mendarat darurat di Pangkalan Gading.

Pegiat wisata di Desa Pacarejo yang juga ketua Asosiasi Wisata Gua Indonesia, Cahyo Alkantana mengaku khawatir dengan adanya peternakan.

Sebab, selama ini dirinya belum pernah diajak duduk bersama terkait pengelolaan limbah peternakan tersebut.

Di bawah lokasi peternakan ayam tersebut ada simpul sungai bawah tanah sesuai dengan pemetaan tahun 1982 untuk Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT).

"Dibawahnya itu (peternakan) ada simpul sungai bawah tanah. Itu nantinya airnya keluar di Baron. Saat ini belum terasa dampaknya, tetapi beberapa tahun lagi bagaimana?,"katanya.

Sebelumnya, Kepala Unit Peternakan semanu PT, Widodo Makmur Unggas, Hanan Rustandi mengatakan, pihaknya tidak bisa menjawab mengenai proses perizinan karena diurus oleh manajemen.

Namun demikian, dirinya memastikan untuk limbah tidak akan mencemari kawasan karst.

"Saya perlu klarifikasi bahwa limbah yang kami hasilkan ini berbeda dengan peternakan ayam seperti di kandang bambu yang kotorannya akan bermasalah, sebab kami sudah ada mekanisme menangani limbah jadi pupuk organik bermanfaat,"kata Hanan.

Limbah ini akan dijadikan pupuk yang dikomposisi secara alami. Saat ini pupuk tersebut, lanjutnya, sudah dipesan petani Gunungkidul.

"Jadi mana mungkin ini kami buang (kotoran ayam) kalau bisa bermanfaat dan jadi uang,"katanya.

Baca juga: Perjalanan Gunung Sewu Jadi Geopark Global dan Kasus Peternakan Ayam (4)

Hanan mengatakan pihaknya tetap memiliki limbah air dari hasil pembersihan kandang atau sisa-sisa minuman ayam.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menggunakan sistem air minum modern yang bewujud seperti dot bayi. Sehingga, ayam langsung minum.

Pihaknya menampung limbah air hasil pembersihan kandang menggunakan tata kelola IPAL sesuai standar perusahaan besar lainnya.

"Sehingga saya janji tidak akan ada limbah yang mempengaruhi lingkungan seperti yang ditakutkan. Saya jamin itu,"ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com