Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Gunung Sewu Jadi Geopark Global dan Kasus Peternakan Ayam (4)

Kompas.com - 13/09/2018, 11:00 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masuknya kawasan Gunung Sewu dalam predikat Unesco Global Geopark memiliki perjalanan panjang. Tidak mudah untuk memperoleh kepercayaan badan dunia dan ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia.

Hal itu dijelaskan General Manager Gunung Sewu Unesco Global Geopark Budi Martono kepada Kompas.com, Rabu (12/9/2018). 

"Panjang perjalanannya, tetapi tidak banyak yang mengetahuinya," kata Budi. 

Awalnya, Geopark Gunung Sewu bernama Geopark Pacitan. Geopark Pacitan terletak di tiga kabupaten yakni Gunungkidul (DIY), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur).

Pada 2010 Geopark Pacitan ini diusulkan mendapatkan predikat Unesco Global Geopark namun ditolak. Kemudian pada 2013 diganti namanya menjadi Geopark Gunung Sewu dan ditetapkan menjadi geopark nasional pada 13 Mei 2013 oleh Komite Nasional Geopark Indonesia. 

Baca juga: Stop Peternakan Ayam di Jantung Geopark Gunung Sewu (1)

Pada September 2013, Geopark Gunung Sewu kembali diajukan mendapatkan predikat Unesco Global Geopark namun ditolak karena masih kekurangan sejumlah hal yang harus dilengkapi. Baru kemudian pada 19 September 2015 Geopark Gunung Sewu berhasil meraih predikat tersebut. 

Dengan demikian, Geopark Gunung Sewu menjadi Global Geopark kedua setelah Geopark Gunung Batur pada 2012. 

"Gunung Sewu ini menjadi Global Geopark dengan kawasan karst paling istimewa di Jawa," jelas Budi. 

Geopark Gunung Sewu memiliki luas hingga mencapai 1.802 km persegi yang terbagi menjadi tiga geoarea, yaitu Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan.

Baca juga: Stop Peternakan Ayam di Jantung Geopark Gunung Sewu (2)

 

Adapun masing-masing kawasan memiliki geosite yakni Gunungkidul 13 lokasi, Wonogiri memiliki 7 lokasi, dan Pacitan memiliki 13 lokasi. Total ada 33 lokasi geosite di Gunung Sewu.

Dengan tiga kawasan tersebut, Geopark Gunung Sewu menjadi destinasi wisata yang lengkap, mulai dari pantai kawasan Gunungkidul, beragam goa di pacitan, hingga industri kreatif masyarakatnya.

"Kawasan Gunung Sewu juga menjadi daerah penelitian berbagai aspek ilmu pengetahuan. Contohnya geologi,air tanah, biologi, arkeologi, sejarah alam, budaya dan sebagainya," tuturnya.

Dia mengatakan, menurut Unesco, geopark adalah sebuah kawasan dengan fenomena-fenomena geologi mengagumkan, tidak hanya geologi, akan tetapi juga meliputi arkeologi, ekologi, dan budaya.

Baca juga: Pemkab Kirim Surat Peringatan ke Peternakan Ayam di Geopark Gunung Sewu (3)

 

Geopark merupakan konsep untuk menyejahterakan masyarakat lokal berbasis konservasi warisan geologi (geoheritage). Dalam Geopark setidaknya harus terkandung 3 unsur penting yaitu: Education, Economic, dan Conservation.

"Berdasarkan hal diatas Gunung Sewu memiliki semua potensi untuk dijadikan kawasan Geopark berkelas dunia,"ucapnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com