Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Akan Menata Ulang Rumah Dinasnya yang Dinilai Terlalu Luas

Kompas.com - 08/09/2018, 07:21 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana mendesain ulang rumah dinasnya di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Bandung.

Pria yang karib disapa Emil itu menilai, rumah dinas barunya terlalu luas untuk dihuni keluarga kecilnya. Maka, kata Emil, perlu sentuhan khusus agar ruang yang lega terasa lebih hangat bagi keluarga dan tamunya.

"Pasti (mendesain ulang) itu mah gaya saya, nanti interiornya kita atur, jadi walaupun besar tetap homey lah ya," ucap Emil saat pertama kali meninjau rumah dinasnya, Jumat (7/9/2018) petang.

Emil yang juga pemilik firma arsitek Urbane itu sempat berkeliling mengecek kediaman barunya. Ia mendapati kondisi ruangan yang sangat luas dengan atap tinggi. Emil mengaku kondisi bangunan seperti itu tak sesuai dengan karakternya.

Baca juga: Pertama Kali Masuk Rumah Dinas, Ridwan Kamil Terkejut

"Kamar tidurnya juga gede-gede, sudah gede langitnya tinggi. Jadi memang secara psikologis saya gak suka ruang terlalu besar. Manusia itu ada batas psikologi terhadap ukuran ruang, seperti kamu tidur di lapang futsal gimana?" tuturnya.

Dari pantauan Kompas.com, luas lahan di Gedung Pakuan memang sangat luas. Di depan pintu masuk utama terhampar rumput hijau dan kolam. Gedung pakuan terlihat terbagi dalam tiga bangunan, gedung utama, serta dua ruangan memanjang di sisi kanan dan kiri.

Pada bagian teras gedung terpasang beberapa set meja dan kursi kecil. Di bagian ruang tamu berjajar sofa untuk menerima tamu.

Tepat di belakang ruang tamu terdapat ruangan luas yang hanya terisi meja makan panjang serta beberapa furnitur. Di era kepimpinan Gubernur Ahmad Heryawan, ruangan itu kerap dipakai untuk jamuan makan malam bagi para tamu.

Baca juga: Ridwan Kamil Akan Rombak Halaman Gedung Sate untuk Masyarakat

Adapun area pribadi berada di bagian kanan dan kiri gedung. Sementara di bagian belakang terdapat taman kecil beserta kolam dan musala. Di sebelah kanan musala terlihat lapangan tenis yang tampak jarang terpakai.

Andai bisa memilih, Emil mengaku lebih nyaman tinggal di rumah pribadinya. Namun, kata dia, rumah pribadinya tak didesain untuk menerima tamu dengan jumlah banyak.

"Problem dengan saya nerima tamu itu pasti banyak setiap hari. Kalau saya memutuskan tinggal di rumah pribadi, nyaman banget, tapi kan kecil. Kalau di sini kan leluasa," tuturnya.

Meski begitu, Emil memastikan akan tetap menjaga nilai sejarah di rumah dinas barunya.

"Dimana-mana tidak ada senyaman rumah pribadi. Namanya rumah dinas itu milik negara, mau ngapa-ngapain juga harus ada izin kan gitu ya. Intinya saya akan mengatur sedemikian rupa, agar walaupun keluarga kecil tapi rumah ini gak terlalu terasa besar. Setelahnya mah saya serahkan ke Ibu Lia mau diapain, kan rmh tangganya beliau," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com