Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Kekurangan Air Bersih hingga Pembangunan Rumah Korban

Kompas.com - 27/08/2018, 13:23 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Sekolah gratis di Lombok kekurangan terpal

Pemilik sekolah gratis, Munawir Haris, mengatakan, saat ini sekolah miliknya kekurangan terpal untuk kegiatan pemulihan trauma bagi murid-murdinya.

Sebelum bencana gempa, Munawir Haris memiliki sekolah gratis dengan 111 murid yang terdiri dari tingkat SD Islah Bina Al Umah dan SMP Anak Pantai.

Munawir mengatakan, terpal-terpal sangat dibutuhkan anak didiknya yang sebagian besar adalah anak-anak yatim piatu, anak-anak TKW atau anak-anak dari keluarga tidak mampu.

"Tapi sampai sekarang belum juga mendapatkan bantuan itu. Padahal permintaan kami sederhana hanya mminta terpal dan selimut, itu saja," kata Haris, dilansir dari Antara, Minggu (26/8/2018).

Dari pengamatan Antara, bangunan sekolah gratis milik Haris itu rusak berat dan rawan roboh.

Baca Juga: JK Ungkap Alasan Utama Pemerintah Tak Tetapkan Gempa Lombok Jadi Bencana Nasional

4. Pasca gempa, Kantor Pos Mataram kewalahan distribusikan paket

Pusat gempa Lombok 19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB Pusat gempa Lombok 19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB

Tidak sedikit karyawan Kantor Pos di Mataram yang menjadi korban gempa bumi. Hal ini membuat pelayanan paket di Kantor Pos Mataram tidak maksimal.

"Saya sudah empat kali cek paket yang dikirim dari Wonosobo, Jawa Tengah, sejak Rabu (15/8/2018). Kita disuruh cari sendiri," kata Indriyanto, warga Ampenan, kepada Antara.

Indriyanto dan warga yang ingin mengambil paket pun memahami kondisi tersebut. Keterbatasan personil membuat kantor pos tidak sempat mengelompokkan barang sesuai tanggal kirim.

"Terlalu banyak barang sedang yang mengerjakan sedikit," katanya

Baca Juga: Pemprov NTB Minta Bantuan Keuangan ke Para Gubernur Sejak 6 Agustus 2018

5. Rumah korban gempa harus selesai dibangun dalam 6 bulan

Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan, rumah korban gempa harus selesai dalam enam bulan ke depan.

Menurut data sementara, ada 11 ribu unit rumah warga yang sudah masuk dalam data. Rumah-rumah tersebut akan segera dibangun dan selesai dalam waktu 6 bulan.

Total kerusakan rumah akibat gempa mencapai puluhan ribu unit.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com