KOMPAS.com - Sumber air tertutup longsor akibat gempa, warga Dusun Sanjang, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengalami kekurangan air bersih.
Warga pun terpaksa menempuh perjalanan jauh dengan medan yang sulit untuk mendapatkan air bersih di Dusun Sembalun Bumbung.
Selain itu, pasca gempa membuat Kantor Pos Mataram kewalahan menangani distribusi paket. Hal ini membuat warga yang hendak mengambil paket harus rela mencari sendiri di gudang.
Berikut fakta-fakta terbaru bencana gempa di Lombok, NTB.
1. Warga korban bencana kekurangan air bersih
Sumber air di Propok yang berada di jalur pendakian Gunung Rinjani di Terean tertutup longsor pasca gempa. Akibatnya, 304 kepala keluarga dengan 986 jiwa di Dusun Sanjang mengalami kekurangan air bersih.
Salah satu lokasi terdekat untuk mendapat air bersih adalah di Dusun Sembalun. Sayangnya, lokasi Dusun Sembalun sangat jauh dan medannya sulit. Jarak yang jauh tidak dipedulikan warga Sanjang untuk mendapatkan air bersih bagi keluarganya.
Hal serupa juga terjadi di Dusun Senaru, Lombok Utara. Dusun yang dulunya berlimpah air bersih itu saat ini warganya harus merogoh kocek untuk mendapatkan air bersih.
"Saya membeli air untuk tangki 2.500 liter saja, sebesar 100 ribu rupiah," kata Nur, warga Dusun Senaru.
Seperti diketahui, sumber air di Dusun Senaru mengalami kekeringan atau tertutup longsor pasca gempa.
Baca Juga: Gempa Berkali-kali, Lapangan hingga Trotoar Dipenuhi Tenda Warga yang Khawatir
2. Gedung sekolah banyak digunakan untuk pengungsian
Selain mengalami kerusakan, banyak gedung sekolah yang masih layak digunakan untuk menampung pengungsi.
Hal itu membuat Dinas Pendidikan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), belum bisa melaksanakan sekolah darurat pasca gempa.
"Lahan di Mataram sangat terbatas, berbeda dengan ketersediaan lahan seperti di kabupaten lain, misalnya di Lombok Utara atau Lombok Timur yang rata-rata memiliki lahan luas sehingga bisa membangun sekolah darurat," kata Lalu Muhammad Sidik, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Mataram, Senin (27/8/2018).
Berdasar data yang diterima Dinas Pendidikan di Mataram, 42 unit sekolah tingkat SD dan SMP mengalami rusak berat, sedang dan ringan pascagempa.
Baca Juga: 7 Fakta Terbaru Rentetan Gempa Lombok, dari 101 Gempa Susulan hingga Warga Tidur di Trotoar