Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Terbaru Rentetan Gempa Lombok, dari 101 Gempa Susulan hingga Warga Tidur di Trotoar

Kompas.com - 20/08/2018, 19:11 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

5. BNPB: 10 korban meninggal dunia

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 10 orang meninggal dunia akibat gempa bumi bermagnitudo 6,9 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (19/8/2018) malam.

Selain itu, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah dan 6 rumah ibadah rusak. Menurut BNPB, daya ini masih sementara.

Dari data 10 orang yang meninggal dunia, 4 orang berasal dari Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 1 orang.

Baca selengkapnya: BNPB: 10 Orang Meninggal akibat Gempa di Lombok pada Minggu Malam

 

6. Warga pilih tidur di trotoar

Warga membuat tenda dan memilih tetap berada di luar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8/2018). Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita yang berpusat di timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 km. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi Warga membuat tenda dan memilih tetap berada di luar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8/2018). Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita yang berpusat di timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 km.

Gempa yang berulang kali mengguncang pada Minggu malam membuat warga trauma pulang ke rumah.

Sejumlah lapangan di Mataram dipenuhi warga yang khawatir lalu mendirikan tenda, misalnya lapangan di halaman Gedung TVRI, lapangan di dekat Islamic Center Jalan Udayana, dan Lapangan Auri.

Tak sedikit pula warga yang mendirikan tenda ala kadarnya di atas trotoar seperti di Jalan Majapahit. Bahkan, tidak sedikit yang tidur beralaskan tikar tanpa menggunakan terpal.

 
 

7. Gempa tak dapat diprediksi

Ketua Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati (kiri) saat berkoordinasi dengan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, di lokasi Posko Terpadu Bencana Gempa Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (21/4/2018).KOMPAS.com/Iqbal Fahmi Ketua Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati (kiri) saat berkoordinasi dengan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, di lokasi Posko Terpadu Bencana Gempa Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (21/4/2018).

BMKG meminta masyarakat untuk tidak termakan isu hoaks mengenai akan terjadinya gempa besar. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, peristiwa gempa bumi tidak bisa diprediksi seperti halnya manusia tidak mengetahui kapan seseorang meninggal dunia.

Baca selengkapnya: BMKG: Jangan Percaya Hoaks, Gempa Tak Bisa Diprediksi ibarat Waktu Orang Mati

 

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma/Abba Gabrillin/Karnia Septia/Syarifudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com