BANYUWANGI, KOMPAS.com - Agus Siswanto, pelaku penganiayaan Wilujeng Esti Utami (53), Lurah Penataban, mengaku dirinya dan bu lurah berencana menemui Gus Makki, ketua PCNU Banyuwangi.
Ia dan bu lurah hendak meminta bantuan kepada Gus Makki karena bu lurah ingin menjadi camat.
"Sebenarnya saya juga nggak tau dan nggak yakin apakah Gus Makki bisa atau tidak untuk membantu bu lurah yang ingin jadi camat. Jadi uang itu rencananya akan diserahkan ke Gus Makki," ujar Agus, Kamis (2/8/2018).
Agus mengaku mengenal Wilujeng Esti Utami setelah dikenalkan oleh S, rekannya sesama anggota LSM Lembaga Peduli Rakyat Indonesia (LPRI).
Baca juga: Sebelum Dianiaya, Agus dan Ibu Lurah Sempat Makan Bakso Bareng
S, sempat disebut-sebut sebagai orang yang mengaku sebagai Gus Makki di saluran telpon yang terhubung ke Wilujeng sebelum dijemput oleh Agus.
Agus menolak menjelaskan hubungannya dengan bu lurah. Namun dia mengaku menganiaya bu lurah dalam mobil karena spontanitas.
Sementara kantong plastik hitam yang digunakan untuk mengikat bu lurah, menurut Agus, rencananya untuk tempat sampah di rumahnya. Namun plastik itu tidak sempat diturunkan dan tertinggal di mobil.
Sedangkan untuk pistol mainan, sehari-hari memang diletakkan oleh tersangka di dalam mobil untuk menakut-nakuti. Pistol itu ia beli di Surabaya.
"Saya menyesal. Sangat menyesal. Nggak nyangka jadi seperti ini," katanya pelan.
Baca juga: Kisah Ibu Lurah Dua Kali Lolos dari Maut Setelah Pura-pura Mati
Sementara itu, Muhammad Ali Makki atau Gus Makki, ketua PCNU Banyuwangi saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (1/8/2018), mengaku tidak mengenal nama-nama yang terlibat dalam kasus tersebut.
Ia bahkan mengaku tidak mengenal korban Wilujeng Esti Utami, Lurah Penataban, Kecamatan Giri.
"Saya tidak kenal dengan nama orang-orang tersebut karena memang tidak pernah bertemu. Ini fitnah dan murni pencatutan nama," jelas Gus Makki.
Saat kejadian, menurut Gus Makki, dia sedang menghadiri pengajian halal bihalal bersama guru-guru Madrasah se-Kecamatan Bangorejo.
Baca juga: Ditemukan Nyaris Tenggelam, Ibu Lurah Ini Selamat Setelah Pura-pura Mati
Dia juga menjelaskan, pondok pesantrennya bukan di Blokagung tapi di Pondok Pesantren Bahrul Hidayah Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono.
Hal senada dijelaskan Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman. Menurut dia, tersangka mencatut nama Gus Makki, Ketua PCNU Banyuwangi untuk menguasai uang milik korban sebesar Rp 60 juta.
"Uang sebesar Rp 60 juta milik korban ditemukan di rumah pengasuh anak tersangka. Masih utuh. Kita juga amankan tas ransel hitam yang sempat dibuang tersangka. Jadi saya menekankan nama Gus Makki hanya dicatut di kasus ini," pungkasnya.