"Sebagai orang tua sebenarnya tidak tega, tetapi mau bagaimana itu keinginan dia," katanya.
Memang beban yang ditanggung orang tua Bondan cukup berat. Dengan penghasilan tidak menentu, mereka harus membeli obat syaraf dan obat otak bagi Aziz yang mengalami autis.
Setiap bulan, mereka harus mengeluarkan uang Rp 450.000. Meski Aziz punya BPJS, namun obat tersebut tidak ditanggung.
"Seharusnya obat dibeli setiap bulan, tetapi kondisi keuangan saya membeli obat hanya saat kejang saja," imbuhnya.
Tetap rajin belajar
Kepala SMA Muhammadiyah Wonosari, Wahyudi mengatakan, pihak sekolah tidak mempermasalahkan anak didiknya bersekolah sambil berjualan. Hal ini untuk menambah kemandirian para siswa.
"Tidak masalah, karena bisa belajar mandiri, yang terpenting tidak melupakan tugasnya sebagai pelajar," katanya.
Dikatakannya, selama ini Bondan bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik tanpa terganggu dengan kegiatan sampingannya.
"Rajin juga dan bisa mengikuti pelajaran layaknya siswa lainnya," imbuhnya.
Baca juga : Kisah Huang Hua, Mantan Rival Susi Susanti dari China yang Memutuskan Jadi WNI (2)
Salah seorang teman Bondan, Erika Yeni Risitiyanti mengapresiasi Bondan yang mampu mandiri. Bahkan Bondan tak malu menjajakan barang dagangannya kepada teman sekelasnya.
"Dia tidak malu, saya salut. Teman-teman juga sering membeli dagangan Bondan," pungkasnya.