Kompas.com pun mengikuti Bondan pulang ke rumahnya di Dusun Bogor. Di rumah itu, dia tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang adiknya, Aziz Fuad Hasan (11) yang mengalami autis.
Adik yang autis
Saat Bondan pulang, kedua orang tuanya masih berada di ladang. Aziz ditinggal sendiri di dalam rumah limasan sederhana dan sesekali memukul benda-benda yang ada di rumah.
Tepat di depan rumah ada seekor sapi besar yang diikatkan di pohon jati.
Setelah selesai mengganti seragam, Bondan lantas menyapa adiknya yang begitu aktif. Sesekali Bondan mengejar adiknya yang keluar rumah.
Bondan kemudian mengambil dua bungkus cabai lalu membawanya ke teras beralas tanah. Plastik kecil sudah disiapkan untuk mengemas cabai yang akan dijajakan ke rumah penduduk pada sore harinya.
"Selain cabai biasanya saya menjual bawang merah dan kembang turi (bunga turi) yang saya dapatkan dari kebun. Tetapi saya tidak mencuri lho, saya minta kepada pemiliknya, kalau boleh ya dipetik kalau tidak, cari yang lain," katanya.
Baca juga : Perjuangan Kakak Beradik Selamatkan Balita yang Disekap Ayah Tiri di Hotel
Berjualan cabai ini baru dilakukan dua minggu belakangan. Selain berjualan rempah-rempah, setiap akhir pekan Bondan mengamen di beberapa titik di sekitar kota Wonosari, menggunakan ecrek-ecrek yang terbuat dari kayu dan tutup botol.
"Sik penting halal, Mas (yang penting halal)," imbuh dia.
Tak lama kemudian, Suminah datang dan segera berganti pakaian yang lusuh karena habis menyeberang sungai saat pulang dari ladang.
Keluarga miskin
Sambil memandang putranya yang tengah mengemasi cabai, dia pun bercerita sudah melarang putranya berjualan.
Namun karena melihat kondisi kedua orang tuanya, Bondan berinisiatif membantu perekonomian keluarga.
Ayahnya, Wagino sempat menjadi tukang ojek. Namun setelah kecelakaan pada tahun 2008 lalu, Wagino lantas berhenti bekerja.
Suminah sendiri sekarang berjualan sayur setiap pagi berkeliling di seputaran kota Wonosari.