Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saldo Rp 22 Juta Mendadak Hilang, Nasabah Bank NTT Lapor Polisi

Kompas.com - 14/03/2018, 21:11 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KUPANG - Alfridus Manuel Manek, nasabah Bank Nusa Tenggara Timur (NTT) asal Kabupaten Malaka, NTT, mengaku uang tabungannya Rp 22 juta hilang.

Hal itu diketahui setelah pada 14 Februari 2018 lalu, Alfridus bermaksud mengambil uang di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Baumata, Kabupaten Kupang.

"Saat itu saya terkejut, karena uang dalam saldo saya bukan Rp 22 juta lagi, tapi kosong," kata Alfridus kepada Kompas.com, Rabu (14/3/2018).

Alfridus kemudian menghubungi call center Bank NTT untuk konfirmasi. Ia mendapat informasi bahwa semua uangnya telah ditarik.

Tak puas menerima penjelasan itu, pada keesokan harinya, Alfridus kemudian mendatangi kantor Bank NTT untuk mengadu.

Pihak Bank NTT selanjutnya mencetak rekening koran milik Alfridus. Akhirnya diketahui bahwa uangnya diambil selama tiga hari berturut-turut, mulai dari tanggal 12 hingga 14 Februari 2018.

"Dalam rekening koran tercatat pada tanggal 12 Februari uang saya diambil sebanyak dua kali, yakni lebih dari Rp 10 juta, tanggal 13 dan 14 sebanyak satu kali, sehingga uang saya sebanyak Rp 22 juta hilang," katanya.

Baca juga : Uang Nasabah Hilang Misterius, OJK Panggil Pimpinan BRI Kediri

Sesuai penjelasan tim IT Bank NTT, lanjut Alfridus, uangnya diambil di ATM salah satu supermarket di Malaysia.

"Ini sangat aneh. Saya ini belum pernah ke luar negeri, apalagi ke Malaysia. Kalau tidak percaya, silakan tanya ke kantor imigrasi soal identitas saya. Buku tabungan dan ATM tidak pernah saya berikan pada orang lain," ucap Alfridus.

Pihak bank, kata Alfridus, kemudian menyarankannya untuk melapor ke polisi. Ia pun akhirnya melapor ke Polda NTT, tetapi Alfridus tetap meminta pertanggungjawaban Bank NTT.

"Saya sudah memberikan keterangan di polisi. Tapi intinya urusan saya dengan Bank NTT bukan dengan polisi, karena saya simpan uang di Bank NTT. Karena sistem mereka yang tidak aman lalu uang saya hilang, sehingga bank harus tanggung jawab dong," tegasnya.

Selain melapor ke polisi, Alfridus juga mengaku bahwa dirinya telah melapor ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT melalui surat. Alfridus pun telah bersurat ke Direktur Utama Bank NTT.

Alfridus mengaku sudah menjadi nasabah Bank NTT sejak tahun 2008 silam saat ia masih menjadi mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang.

"Saya simpan uang di Bank NTT, karena saya meyakini uang saya akan aman. Tapi karena kemudian kelalaian pihak Bank NTT, maka ini merupakan tanggung jawab bank dan saya minta uang saya segera dikembalikan," harapnya.

Baca juga : Uang Nasabah BRI Hilang, BI Kediri Nilai Situasi Perbankan Masih Kondusif

Terkait hal itu, pelaksana tugas Direktur Utama Bank NTT, Eduardus Bria Seran membenarkan pihaknya sudah menerima surat pengaduan dari Alfridus dan mengetahui persoalan yang dimaksud.

Eduardus mengatakan, Bank NTT saat ini sudah menindaklanjuti kasus tersebut dengan melakukan penelusuran secara lengkap.

"Saya sudah minta ke kepala pengawas Bank NTT untuk ditelusuri. Ini teknologi, jadi saya juga tidak tahu dan yang pegang ATM kan dia (Alfridus). Teknologi kan untuk kasih keluar uang harus pakai ATM, karena itu akan ditelusuri," ucapnya.

"Kita punya nasabah sudah datang dan buat laporan, sehingga kita harus memperhatikan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan kita. Kalau sudah lebih dari itu, maka ada pihak lain yang akan menindaklanjuti," tutupnya.

Kompas TV OJK Kediri, Jawa Timur akan memberikan pembinaan aktif kepada seluruh kantor perbankan agar kasus dugaan skimming BRI tidak terulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com