Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan ala Adat Bugis Makassar, Cinta Kandas gara-gara Uang Panaik Tinggi (1)

Kompas.com - 07/03/2018, 11:02 WIB
Hendra Cipto,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Kompas TV Kedua pasangan ini menikah di kantor polisi karena bersinggungan dengan masalah hukum yang harus dilalui keduanya.

Nurhayati menceritakan, zaman dahulu keturunan bangsawan kebanyakan menikah dengan sepupu sendiri agar kebangsawannya tidak hilang. Selain itu, menikah dengan sepupu berarti uang panaik yang besar tidak jatuh ke orang yang bukan keluarganya. Ada juga rakyat biasa bisa mengawini wanita keturunan bangsawan. Biasanya dia memiliki keberanian yang tinggi.

"Biasa rakyat kecil dulu, jika menyukai anak keturunan bangsawan mereka pergi merantau dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk sebagai uang panaik wanita pujaan hatinya. Itulah yang sebenarnya, bukan karena nilainya saja itu uang panaik. Tapi nilai luhurnya uang panaik yang harus diambil," katanya.

Jika zaman sekarang uang panaik tetap mahal, Nurhayati berharap jangan dijadikan beban. Sebab, besaran uang panaik bisa dinegosiasikan pihak ketiga agar tidak terlalu besar. Yang penting, sang laki-laki itu bisa bekerja keras untuk menghidupi istri dan anak-anaknya kelak.

Baca juga : Pengantin Diminta Bayar Rp 120 Juta untuk Pakai Helikopter Polisi

 

Sistem negosiasi ini juga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti bunuh diri, kawin lari, dan sebagainya.

"Sekarang malah saya lihat uang panaik dijadikan beban. Padahal bisa dinegosiasi. Ada bahkan yang kedua pasangan kekasih itu sepakat menabung sama-sama untuk dijadikan nantinya uang panaik. Bahkan, ada juga uang panaik sampai miliaran rupiah bukan sepenuhnya uang panaik laki-laki. Tapi dibantu oleh uang pihak wanita dan dipertontonkan kepada keluarga, tapi setelah itu diambil kembali. Hanya untuk mempertontonkan saja," katanya.

Nurhayati mengatakan, ada kalanya uang panaik dipatok terlalu tinggi sebagai bentuk penolakan halus pinangan laki-laki. Penolakan itu bisa karena laki-laki calon suami adalah pemalas, pemabuk, suka berbuat kasar, dan perilaku jelek lainnya. Ada juga penolakan karena perbedaan status sosial.

"Tentunya, orang-orang tua itu meninggikan uang panaik untuk melakukan penolakan secara halus. Selain faktor karakter, biasa juga orangtua menolak laki-laki yang melamar anaknya karena statusnya lebih rendah. Itulah biasa diminta uang panaik tinggi yang disebut mengelilingi darah, dalam artian menaikkan strata rendah ke yang tinggi," jelasnya.

BERSAMBUNG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com