Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Sutisna, Sulap Limbah Sungai Cikapundung Jadi Miniatur Lokomotif

Kompas.com - 09/02/2018, 13:04 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kreativitas

Andi Sutisna, pria kelahiran 11 April 1954 ini merupakan sosok kreatif. Ia selalu optimistis dengan apa yang diinginkannya. Baginya, tidak ada yang tidak mungkin selama ada kemauan. Menurutnya proses menempanya menemukan berbagai macam ide dan konsep pada karyanya.

“Gak ada yang sulit. Kalau merasa sulit berarti abah tidak mampu,” tuturnya.

Andi mengaku membuat miniatur secara otodidak. Ia belajar dari pengalaman hidupnya. Ide pembuatan miniatur lokomotif itu sendiri muncul dari kenangan Andi remaja.

Sejak remaja, Andi yang merupakan warga Bandung ini bersekolah di Cikajang, Garut. Setiap ada kesempatan, ia kerap naik kereta untuk pergi ke sekolah. Pengalaman ini menjadi sumber inspirasi baginya. 

“Awal pembuatan ini memang karena tergugah kenangan saat sekolah dulu di Cikajang, Garut. Dulu keretanya lokomotif,” kata Andi.

(Baca juga : Jawa Barat, Antara Budaya Jaipong, Sampah, dan Kotornya Citarum )

Awal pembuatan miniatur lokomotif sendiri dilakukan sejak tahun 1998. Saat itu, proyek pembuatan vila di Bogor yang merupakan tempat kerjanya, gulung tikar. Sambil menunggu panggilan kerja, Andi memanfaatkan waktu senggang untuk berkarya.

Berbekal kemampuan sebagai tukang, Andi mengembangkan kemampuannya dengan membuat berbagai karya unik dari bahan bekas yang ditemuinya.

Ia pun mulai berkarya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari gantungan kunci, souvenir, miniatur motor, hingga hiasan dinding lainnya. Namun hasil karyanya tersebut tak pernah ia jual, Andi mengumpulkannya sebagai kenang-kenangan.

“Saat melihat barang bekas, seperti ada gambaran di benak Abah bentukan yang harus dibuat,” ujarnya.

Kini hasil karyanya semakin banyak dan Andi bingung menaruh sebagian karyanya. Karena itu ia berencana menjual sebagian. Dengan catatan, si pemilik dapat menjaga hasil karyanya dengan baik.

Sebab, bentukan yang saat ini dibuatnya belum tentu dapat ia buat kembali. Karena semua bahan kereta lokomotif itu terbuat dari limbah yang ditemukannya secara spontan.

“Ya kalau mau dibuat lagi belum tentu sama karena kan susah cari bahannya. Kalau pun ditemukan lagi bentukannya belum tentu sama,” ujarnya.

Ia berpesan kepada para pemuda saat ini untuk tidak mendapatkan segala sesuatunya dengan instan. Karena hal itu dapat mencegah daya kreativitasnya.

“Kebanyakan tidak ada kemauan pemuda zaman sekarang mah. Maunya instan kalau mau dapat apa-apa itu, padahal proses itu penting,” pungkasnya.

Kompas TV Kodam III Siliwangi menerima dua unit kapal Katamaran untuk membersihkan sampah permukaan Sungai Citarum di Makodam III Siliwangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com