Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Limbah Kayu, Bikin Miniatur Gitar Seharga Rp 3 Juta

Kompas.com - 27/04/2015, 09:09 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ada banyak cara memanfaatkan limbah kayu menjadi barang bernilai ekonomis, daripada dibiarkan menjadi tumpukan sampah. Seperti yang dilakukan Iwan Hermawan, seorang pedagang yang tiap harinya berjualan makanan di kantin salah satu sekolah di wilayah Bogor.

Di tangan pria kelahiran 18 Maret 1982 ini, limbah potongan kayu disulap menjadi baraneka ragam miniatur gitar. Usaha yang digeluti sejak tahun 2012 lalu, justru membawa nama Iwan dikenal di kalangan kolektor pecinta gitar.

Iwan memaparkan, demi mendapatkan hasil yang maksimal, kayu yang digunakan bukanlah sembarang kayu. Ia harus mencari kayu berjenis jati landak Jerman karena mempunyai tekstur yang bagus.

Limbah kayu yang telah dipilih kemudian diukir dengan menggunakan mesin pemotong yang ia rakit sendiri dari mesin pompa air.

"Waktu pengerjaannya sendiri butuh waktu seminggu hingga 10 hari. Prosesnya, kayu yang sudah dipilih terus saya ukir pakai mesin pemotong khusus agar kayu tidak hancur saat diukir," ujar Iwan, di rumah kontrakannya di Kampung Rawa Panjang, Desa Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, akhir pekan lalu.

Sebelum mahir membuat miniatur gitar, Iwan harus berulang kali merasakan kegagalan. Butuh waktu hingga tiga bulan untuk melakukan eksperimen agar menghasilkan miniatur yang sesuai dengan keinginannya.

"Yang namanya miniatur itu kan kecil, jadi cukup rumit untuk memasang detai-detailnya. Kayak masang talinya, masang grip-grip gitarnya. Kalau salah sedikit ya hasilnya jadi enggak bagus," kata pria asal Garut itu.

Miniatur gitar berukuran 20 hingga 30 centimeter biasanya dijual dengan harga Rp 150.000 sampai Rp 3 juta. "Pernah waktu itu ada orang yang mesen minta dibuatin gitar sesuai dengan bentuk aslinya. Akhirnya saya buatin miniaturnya dengan seri yang limited edition," papar Iwan.

Iwan pun berharap, usahanya bisa diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, sebab kerajinan tangan yang memiliki nilai seni tinggi ini hanya dipromosikan dari mulut ke mulut saja.

"Saya inginnya, pemerintah daerah bisa memperhatikan usaha saya ini, sehingga bisa berkembang dan diminati oleh masyarakat luas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com